PADA perang Mut’ah para panglima pasukan Islam gugur. Ketika kabar itu sampai kepada Rasulullah, beliau bersabda, “Panji perang dipegang Zaid bin Haritsah kemudian dia bertempur hingga gugur sebagai syahid, lalu panji perang diambil alih oleh Ja’far bin Abu Thalib, diapun bertempur hingga gugur sebagai syahid.”
Kemudian Rasulullah terdiam sejenak hingga rona wajah orang-orang Anshar berubah dan mengira telah terjadi sesuatu yang tidak mereka sukai pada Abdullah bin Rawahah.
BACA JUGA: Kuatnya Kaum Muslimin dan Izin Berperang bagi Orang yang Diperangi
Kemudian Rasulullah melanjutkan sabdanya, “Kemudian panji perang diambil alih oleh Abdullah bin Rawahah, lalu dia bertempur hingga gugur sebagai syahid.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terus melanjutkan sabdanya, “Diperlihatkan kepadaku dalam mimpi, bahwa mereka berada di surga di atas singgasana terbuat dari emas. Aku melihat singgasana Abdullah bin Rawahah miring tidak seperti singgasana dua sahabatnya.
Salah seorang sahabat bertanya, “Mengapa singgasana Abdullah bin Rawahah miring?”
BACA JUGA: Abdullah bin Jahsy, Panglima Perang Pertama yang Dilantik Rasulullah
Dikatakan kepadanya, “Tatkala Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin Abu Thalib maju ke medan laga tanpa ragu, sedang Abdullah bin Rawahah sedikit ragu sebelum ia bertempur.” []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media