NUSA TENGGARA TIMUR– Flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) dikabarkan telah membunuh ratusan ekor babi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Petugas kehewanan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Elvrida Carvalo, Kamis (2/7/2020) menjelaskan, dari Januari hingga Juni 2020, tercatat 266 babi di daerah itu mati terserang virus ASF. Elvrida mengatakan, ratusan babi mati karena terserang virus tersebut baru ada di Flores, Sikka khususnya.
BACA JUGA: Darah Peternak Babi di Cina Diduga Tercemar Virus Flu Babi Jenis Baru
Sebelumnya, virus ditemukan di daratan Timor, yakni Kupang, Atambua, dan sebagian Kefa. Pihaknya menduga ada yang membawa masuk virus ASF itu dari pulau Timor ke Flores.
Virus bisa melalui daging babi beku, sei, dan babi hidup. Elvrida meyebut, penyebaran virus ASF di Kabupaten Sikka antara lain di Kecamatan Alok, Alok Timur, Koting, Nita, dan mulai merambat ke Alok Barat.
Virus juga menyebar di Kecamatan Kangae, Lela, dan Kewapante. Petugas mengetahui ratusan babi di Sikka mati karena terserang virus ASF berdasarkan hasil diagnosis dari laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar yang menyatakan positif.
BACA JUGA: Jika Diharamkan, untuk Apa Babi Diciptakan?
“Itu menyebarnya dari babi yang sakit, dipotong lalu dibagikan untuk dikonsumsi,” ungkap Elvrida saat dihubungi, Kamis (2/7/2020).
Elvrida menjelaskan, indikasi klinis babi terserang virus ASF adalah demam dengan suhu di atas 40 derajat celsius, babi muntah, dan alami diare.
Yang khas sekali adalah warna kulit berubah menjadi merah keunguan. Jika babi mengalami gejala klinis seperti itu, bisa dipastikan terkena ASF. []
SUMBER: KOMPAS