TERNYATA benar di balik yang nampak mata, tersimpan miliaran yang jauh. Sementara cahaya matahari saja dengan kecepatan seperti itu untuk mencapai bumi membutuhkan waktu sekitar delapan menit. Dapat dibayangkan berapa jauh jarak antara bintang itu hingga sejumlah astronom dibuat gemas dan penasaran.
Dalam memahami kehidupan bintang tentu berbeda dengan memahami kehidupan manusia. Namun di sisi kehidupan tertentu ada persamaannya, yaitu menyangkut rahasia di balik apa yang nampak. Orang enggan membayangkan bahwa di atas langit dengan berbagai hiasan itu masih ada langit kedua, ketiga hingga ketujuh, bahkan masih ada Sidratul Muntaha, mustawa, dan seterusnya yang hanya Allah SWT yang mengetahuinya.
BACA JUGA: Manusia Jadikan Dunia Tujuan Utama, Padahal Kehidupan Kekal Itu di Akhirat
Apabila memahami fenomena alam saja enggan, maka bagaimana mau memahami fenomena manusia yang permasalahannya yang lebih rumit? Kebanyakan manusia memandang hidup hanyalah apa yang bisa mereka rasakan dan saksikan di sekitar diri mereka sendiri.
Firman Allah SWT, “Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa’, dan mereka sekali-sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al-Jasiyah [45] : 14)
Firman Allah SWT merupakan gambaran pola pandang orang-orang kafir tulen. Mereka mengingkari sama sekali keberadaan alam akhirat. Pandangan seperti ini besar pengaruhnya pada model kehidupan sehari-hari, karena bagi mereka tidak jadi soal melakukan dosa-dosa besar semacam zina, asalkan secara pragmatis menimbulkan kesenangan dunia dan kenikmatan hidup.
BACA JUGA: Apakah Surga Nabi Adam Dahulu Sama dengan Surga di Akhirat Kelak?
Mereka dibebani perasaan dosa, karena aqidah mereka mendukungnya. Mereka bilang, bila di akhirat kelak mendapatkan sanksi berat, itu urusan nanti. Yang penting bagaimana hari ini bisa enjoy. Aqidah yang terakhir ini dimiliki orang-orang kafir yang masih sedikit agak mempercayai adanya alam akhirat. Sejumlah orang muslim munafik juga dekat sekali dengan paham semacam itu.
Mereka bisa mempercayai bahwa Allah senantiasa mengawasi hamba-Nya, tapi pada saat yang sama mereka bisa bermaksiat. Mereka bisa, sehabis menangis tersedu-sedu sambil mencoba menyesali dan beristighfar, tetapi di lain waktu mereka kadang masih bermaksiat lagi.
Semoga Allah SWT selalu mencurahkan hidayah-Nya kepada kita, agar kita dijauhkan dari kelalaian. []
Sumber: Misteri Malam Pertama di Alam Kubur/Jubair Tabligh Syahid/Penerbit: Cable Book/2012