Oleh: Iwan Setiawan,
Kontributor Gaul Fresh dan Panglima Dakwah Online
PERGAULAN antar laki-laki dan perempuan tidak bebas seperti binatang. Namun, saat ini banyak pergaulan bebas yang menyebabkan manusia tidak lagi bersikap seperti manusia tapi sama dengan mahkluk Allah lainnya yang tidak mempunyai akal.
Berkaitan hal tersebut, saya teringat dengan kisah kucing kesayangan. Saya dirumah punya dua kucing. Yang satu betina namanya “Monel”, yang kedua jantan (anak dari monel) namanya “Bilo”. Si bilo masih kecil, kira-kira umuran satu setengah tahunan. Saya menceritakan kisah kucing ini berharap ada yang bisa dipetik manfaatnya terutama kita manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal.
Monel meski sudah mempunyai anak, tetap saja matanya jelalatan sama kucing tetangga. Berbondong-bondong para pejantan mendatangi rumah saya, dimana tempat si Monel tinggal sehari-hari. Suara kucing yang sedang dimabuk cinta seolah-olah menjadi menu telinga setiap harinya. Ajakan kencan terus dikumandangkan oleh si jantan. Saya pun tidak melarang si Monel untuk berkencan dengan mereka.
Buat saya, membahagiakan kucing itu dengan cara tidak terlalu membebaninya dengan berbagai aturan. Hal itu sebagai pengakuan saya pada akal yang tidak ada dalam diri kucing. Gimana mau nyuruh kucing saya untuk cuci piring? Atau cuci baju? Atau belanja ke warung, atau lainnya? Tidak mungkin kan, orang kucing itu gak punya akal. Oleh karena itu, saya biarkan kucing saya bermesra ria dengan jantan-jantan hidung belang tetangga sebelah.
Walhasil, dari pergaulan bebas yang saya izinkan itu, akhirnya kucing saya dihamili kucing tetangga. Entah siapa yang menghamilinya. Apakah si Tablo, Krimis, Belang, atau yang lainnya. Yang jelas si Bilo akan mempunyai adik dari bapak yang tentunya tidak akan bertanggungjawab.
Begitulah kisah kucing saya yang bernama Monel itu. Ada satu pelajaran yang dapat dipetik dari kisah ini, pergaulan bebas hanya dilakukan oleh makhluk tanpa akal seperti binatang. Sebab itu, tidak ada aturan yang diberlakukan kepada mereka, sehingga mereka para binatang tidak harus menjaga pandangan, tidak harus nikah, dan berhasil dihamili oleh jantan tetangga sebelah yang entah siapa pelakunya pun tidak masalah, wong itulah dunia binatang.
Nah, jika kita bandingkan dengan pergaulan manusia di zaman ini. Maka, apa yang dapat kita lihat? Ya, tak lain dan tak bukan adalah pergaulan manusia saat ini sama seperti binatang. Mereka bebas tanpa aturan dan pada akhirnya kerugian menimpa diri mereka sendiri. Mari kita renungkan, benarkah manusia yang dianugerahi Allah SWT dengan kehebatan akal bersikap seperti binatang yang tak mempunyai akal? []