DALAM sejarah, peristiwa dijadikannya rumah ibadah menjadi tempat ibadah yang sesuai dengan agama yang dipeluk penguasa bukanlah hal baru.
Pada 1453, Sultan Mehmet II atau yang dikenal dengan nama Muhammad Al Fatih, menaklukan Konstantinopel, kota yang sekarang bernama Istanbul. Salah satu hal pertama yang dilakukannya adalah mengubah fungsi bangunan Hagia Sophia atau Aya Sofya yang terbengkalai. Hagia Sophia yang awalnya dibangun sebagai Katedral kemudian dirubah menjadi masjid di bawah kekuasaan Ottoman, pimpinan Sultan Mehmet II.
Alih fungsi rumah ibadah tak hanya dilakukan muslim. Hal yang sama juga dilakukan oleh penguasa non muslim. Hanya saja, perbedaan yang signifikan terlihat dari proses atau teknisnya.
BACA JUGA: Jalan Menuju Masjid Hagia Sophia
Kendati Sultan Mehmet II mengumumkan perubahan status atas Hagia Sophia, dia tetap menjaga perdamaian wilayah yang baru dibebaskannya dan menjamin keselamatan setiap warga yang ada di sana. Dia mengumumkan ke segenap penjuru negeri agar tidak dilarang (alias membolehkan) pemeluk agama lain (seperti Kristen) untuk menjalankan ritual keagamaannya dan dijamin kebebasan beragama, bahkan harta mereka juga dijamin kemanannya.
Sikap ini berbeda bahkan bertolak belakang dengan apa yang dilakukan penguasa non muslimketika berhasil menguasai wilayah muslim pada masanya.
Karen Amstrong dalam buku “Perang Suci: Dari Perang Salib hingga Perang Teluk” (2003: 412) menulis bahwa ketika tentara Salib pertama menaklukkan kota suci Yerusalem, tidak ada satu pun orang muslim dan Yahudi yang diizinkan untuk tinggal di dalamnya. Lebih dari itu, masjid-masjid dan sinagog-sinagog dihancurkan, dicemari. atau diubah menjadi gereja.
Kemudian, ketika Saladin (Shalahuddin Al-Ayyubi) berkuasa, maka gereja-gereja yang dibangun oleh pasukan salib itu diubah menjadi masjid-masjid dan madrasah-madrasah. Meski demikian, Shalahuddin Al-Ayyubi tetap memberikan toleransi. Orang Kristen masih diizinkan untuk beribadah secara bebas di kota-kota Muslim. Kecuali kaum Frank.
“Lagi-lagi ini bukanlah perang melawan agama Kristen. Kaum Kristen Yunani dan Timur, yang tidak memburu dan menjajah kaum muslim, diizinkan untuk tetap tinggal di Kota Suci dan di Makam Suci,” ujar Karen Amstrong.
BACA JUGA: Ini yang Dilakukan Turki terhadap Ornamen Kristen di Masjid Hagia Sophia
Demikian juga di Andalusia (Muslim di Spanyol). Menurut catatan Prof. Dr. Raghib As-Sirjani, dalam buku “Bangkit dan Runtuhnya Andalusia” juga tercatat bagaimana saat Cordova jatuh pada 23 Syawal 553 Hijriah, masjid jami’nya yang sangat megah dan besar diubah menjadi sebuah gereja oleh orang Kristen.
Nah, menurut catatan sejarah dari berbagai litelatur, berikut adalah beberapa Masjid yang telah diubah menjadi gereja:
1 Masjid Agung Cordoba
Sultan Abdurrahman I membeli tanah dan bangunan Kristen di Cordoba dan membangun masjid agung pada tahun 785. Ekstensi-ekstensi utama masjid ditambahkan pada abad ke-9 dan ke-10, sampai ekstensi terakhir pada abad ke-10 di bawah Al-Mansur.
Ketika orang-orang Kristen merebut Cordoba pada tahun 1236, Raja Ferdinand III dari Kastilia mengubah masjid tersebut menjadi sebuah katedral.
Kemudian, bangunan lain katedral dibangun di tengah-tengah masjid lama, mengonfigurasi Masjid-Katedral Cordoba saat ini.
Dulunya, masjid ini adalah masjid terbesar kedua di dunia setelah Masjid Agung Makkah pada sekitar abad ke-9, sampai Masjid Sultan Ahmed, Istanbul dibangun pada tahun 1588.
2 Masjid Bab Al-Mardum
Masjid ini dibangun di Toledo pada tahun 999, di masa Umayyah. Sebuah prasasti ditulis pada batu bata dalam aksara Kufic di fasad barat daya mengungkapkan detail pendirian masjid tersebut:
Hagia Sophia dan Masjid-Masjid yang Menjadi Gereja
“Bismillah. Ahmad ibn Hadidi yang mendirikan masjid ini menggunakan hartanya sendiri, meminta hadiah di surga untuk itu dari Allah. Masjid dibangun dengan bantuan Allah di bawah arahan Musa ibn Alí, arsitek dan Sa’ada, dan berakhir di Muharraq pada 390 Hijriah”
Masjid ini diubah menjadi gereja sekitar tahun 1085. Terjadi ketika Toledo diserbu oleh orang-orang Kristen. Raja Spanyol Alfonso VIII memberikan bangunan masjid kepada Ordo Pelayanan Salib Suci pada tahun 1182. Elemen-elemen Kristen ditambahkan setelahnya seperti kubah setengah lingkaran di bagian atas altar dan mural dari tokoh-tokoh Kristen.
3 Masjid Jami’ Martulah
Merupakan Masjid terbaik dan unik yang dapat ditemukan di Portugal, dengan campuran arsitektur Almohad dan Manueline pasca-Gotik.
Hagia Sophia dan Masjid-Masjid yang Menjadi Gereja
Masjid yang terletak di Mertola ini terakhir dibangun kembali pada paruh kedua abad ke-12, tetapi beberapa elemen berasal dari abad ke-9.
Pada abad ke-13, Masjid ini diubah menjadi gereja Kristen, dan altar diletakkan di tembok utara. Pada pertengahan abad ke-16, Pedro Dias menggambarkan perubahan pada bangunan: menara Masjid diganti dengan menara lonceng dan garis atapnya telah dihiasi dengan merlon, khas gereja, yang memahkotai atap bangunan. Kini ia dinamai, Gereja Nossa Senhora.
4 Masjid Agung Sevilla
Saat ini, hanya menara dari Masjid Agung ini saja yang tersisa. Masjid ini dulunya sebanding dengan masjid Agung Cordoba, hancur oleh gempa bumi pada tahun 1365.
Menara tersebut kini digunakan sebagai menara lonceng gereja dan dinamakan sebagai Giralda.
Hagia Sophia dan Masjid-Masjid yang Menjadi Gereja
Pada mulanya adalah menara Masjid Agung Seville di al-Andalus, Spanyol Moor, pada masa pemerintahan dinasti Almohad, dengan top bergaya Renaissance ditambahkan oleh umat Katolik setelah pengusiran umat Islam dari daerah tersebut.
Giralda didaftarkan pada tahun 1987 sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Menara ini setinggi 104,1 m (342 kaki) dan tetap menjadi salah satu simbol terpenting kota, seperti yang telah terjadi sejak Abad Pertengahan.
5 Masjid Agung Nasrid, Granada
Masjid ini dibangun di masa Kesultanan Nasrid di Granada. Ia diubah menjadi katedral setelah Kerajaan Kristen Spanyol menguasainya pada tahun 1492. Pondasi untuk gereja dibangun oleh Enrique Egas mulai dari tahun 1518 hingga 1523 di atas lokasi masjid utama kota tersebut. Kapel Kerajaan Granada juga dibangun di atas bekas teras Masjid Agung tersebut.
6 Masjid Jami’ Mayrid
Kini berdiri sebagai gereja bernama Gereja St. Nicholas di Madrid. Sisa-sisa arkeologis menunjukkan bahwa gereja dan menara loncengnya merupakan bagian dari bekas Masjid Jami’ itu.
Dipugar dan dijadikan gereja pada abad ke-12. Lalu kapel direnovasi pada abad ke-17. Merupakan gereja tertua saat ini di Madrid berasal dari 1202.
Ia dibangun di atas masjid Muslim Mayrit. Menaranya merupakan karya arsitektur Mudéjar Arab Moor. Muslim terusir dari Madrid pada 1085.(Baca juga: Hagia Sophia dan Kehebatan Sultan Muhammad Al-Fatih)
7 Masjid Agung Zaragoza
Salah satu masjid terbesar & tertua di Al-Andalus. Diperbesar kemudian menjadi 54 × 86 meter. Penampakannya mirip dengan Masjid Agung Cordoba. Pertama kali dibangun oleh Hanas bin Abdallah, dikatakan oleh Al-Humaydi sebagai salah satu tabi’in.
Masjid ini kemudian diubah menjadi katedral meskipun terdapat katedral lain yang sangat dekat yang digunakan oleh orang Kristen pada masa pemerintahan Moor.
Minaretnya tetap kokoh hingga abad ke-17. Masjid ini dihancurkan oleh Kerajaan Spanyol untuk kemdian dibangun katedral di atasnya. Restorasi pada tahun 1999, mengungkapkan ukuran asli masjid, lokasi masuk dll. Kini dinamai sebagai Katedral Savior of Zaragoza.
Masih banyak lagi gereja-gereja khususnya di Spanyol dan Portugal yang terbukti dibangun di atas Masjid. Selain menjadi Gereja/Katedral, banyak juga masjid-masjid yang diubah fungsinya oleh Barat. Seperti Masjid Fethiye di Athena, Yunani yang diubah menjadi pameran kebudayaan. Di Israel, Masjid Al-Ahmar, sebuah masjid yang bersejarah, diubah menjadi klub malam. []