AMERIKA SERIKAT–Para peneliti di Scripps Research di La Jolla, California, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan fakta baru bahwa orang yang positif Covid-19 tanpa gejala bisa saja mengalami kematian mendadak.
Para peneliti telah menganalisis data publik dan menemukan bahwa 45% orang yang terkena Covid-19, tidak harus selalu mengalami gejala yang biasa diakibatkan oleh virus corona, seperti batuk kering, demam dan tersengal-sengal. Disebutkan bahwa orang tanpa gejala dapat menulari virus tanpa menyadarinya dan mereka baru ke rumah sakit setelah terlambat.
Menurut seorang dokter di Inggris dan diperkuat dengan penelitian di Amerika, pasien virus corona tanpa gejala atau yang disebut asimtomatik tetap dapat mengalami kerusakan organ tubuh.
BACA JUGA: Cerita Dokter Asal Tajikistan, Donasikan Tabungan Haji untuk Lawan Virus Corona
Yang juga perlu menjadi catatan, ternyata hasil pemindaian melalui CT scan—proses pemindaian yang menggunakan sinar X, dan hasilnya diolah melalui komputer—menyatakan bahwa lebih dari setengah pasien asimtomatik memiliki gejala kerusakan paru-paru serius.
Tim peneliti mengatakan temuan ini merupakan bukti bahwa mereka yang tak mengalami gejala virus corona, sangat mungkin bisa menyebarkan virus. Itu sebabnya, perlunya tes dalam skala besar, serta melakukan pelacakan kontak yang merupakan faktor yang sangat penting.
Sementara John Kinnear, dekan Fakultas Kedokteran Anglia Ruskin University, Inggris, menceritakan pengalamannya memeriksa pasien tanpa gejala dan terkejut melihat kerusakan paru-paru yang dialami pasien.
“Saat saya tiba dengan perlengkapan alat pelindung diri lengkap dan siap untuk melakukan sedasi kepada pasien sebelum menggunakan ventilator, saya pikir saya datang ke tempat pasien yang salah,” tulis Kinnear dalam kajiannya, Jumat (17/7/2020).
BACA JUGA: Peran Ahli Virologi Muslim dalam Penemuan Vaksin untuk Virus Corona
“Ia duduk dengan tenang, sambil berbicara dengan putrinya melalui telepon seluler dan terkejut karena saya mengenakan APD lengkap. Saya mengira kolega saya terlalu berlebihan. Namun saya memeriksa kadar oksigen dalam darah untuk berjaga-jaga. Ini lebih karena insting, bukan karena khawatir.”
“Dari penampilannya, saya perkirakan kondisi paru-parunya normal (100%), namun ternyata hanya 75%, dan itu tingkatan yang biasanya membuat orang tidak sadar.”
“Saya segera sadar bahwa banyak pasien yang dalam kondisi parah akibat Covid-19, tidak mengalami gangguan pernapasan sampai mereka kemudian tiba-tiba ambruk dan meninggal,” tulisnya lagi. []
SUMBER: VIVA