Oleh: Arief Siddiq Razaan
ALLAH Subhana wa Ta’ala yang Maha Baik,
Terima kasih telah memberiku kesempatan menjadi barisan para mantan, sebab apabila terlalu lama menikmati fatamorgana pacaran bisa-bisa terlalu banyak dosa yang kulakukan.
Oleh sebab itu, dengan sepenuh keikhlasan batin izinkan aku berucap Inna lillahi wa inna ilahi rajiun, “Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali. Sebagai petanda, pertanggungjawaban moralku kepada-Mu untuk mengembalikan seseorang yang pernah menjadikanku pacar ke dalam penjagaan-Mu, sebab aku juga ingin kembali pada-Mu setelah musibah kedangkalan pikirku dalam memaknai cinta lewat pacaran.”
Aku percaya, barisan para mantan seperti diriku ini pasti lebih bijaksana untuk menggunakan akal sehatnya setelah disakiti dengan perselingkuhan. Jika pun masih ada yang belum sadar dan masih menggilai pacaran, maka itu termasuk golongan yang merugi karena mau saja mengharap sesuatu yang belum menjadi kepastian.
Bukankah cinta sejati hanya ada dalam pernikahan, kalau masih sebatas pacaran itu tidak menjamin apapun selain potensi berbuat kemaksiatan. Apalagi, banyak pemuja pacaran yang kerap kehilangan kewarasan, hingga menganggap status pacaran itu sudah bermakna kepemilikan. Akibatnya mau saja korban perasaan hingga kegadisan/ keperjakaan, bukankah ini kebodohan nyata yang membudaya namun dianggap perkembangan zaman.
Dari itu, aku berlindung dari godaan lawan jenis yang terkutuk. Kerjanya hanya mau menjadikanku korban cinta dengan mengobral janji yang terlalu muluk. Padahal hatinya dipenuhi niat yang busuk. Begitu sudah bosan main putus hubungan hingga membuat hati remuk. Sungguh lawan jenis yang demikian tak lebih dari pecundang busuk. Mohon taubatkanlah agar tidak ada lagi korban cinta yang ambruk.
Apabila ada golongan makhluk yang sedemikian berilah keinsyafan sebelum mencipta kejahatan yang lebih buruk. Sungguh para penganut pacaran itu banyak yang suka main seruduk, silap sedikit saja kerap main peluk, apalagi saat cinta sebenar telah membuat mabuk, bisa-bisa zina kelamin dianggap bukan sebuah kutuk. Dari itu berilah sebuah petunjuk, agar iman kembali khusyuk bersedia tekun ibadah dengan segenap runduk. Hingga saat diperdengarkan ayat yang mengancam hukuman bagi pegiat zina langsung merindinglah bulu kuduk.
Yaa Allah, semoga lewat doa ini Engkau terketuk. Memberiku kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih sadar bahwa cinta ialah penyempurna separuh agama bagi setiap makhluk. Karena itu, janganlah gegabah jatuh cinta hingga berpacaran yang bisa jadi cuma dijadikan pelampiasan syahwat lawan jenis terkutuk.
In-syaa Allah masih ada barisan para mantan yang tak sudi lagi mengumbar cinta serupa mengobral handuk. Selamatkanlah jiwa-jiwa pendosa yang menjamur agar tak lagi dibuai impian berpacaran itu kewajaran yang tak perlu dirutuk. Padahal perbuatan yang demikian bisa menyeburkannya ke dalam neraka jahanam saat kematian sudah sebenar terceletuk. Aamiin []