Oleh: Hosiyanto Ilyas Chanel
premanbertasbih@gmail.com
DARI Jabir bin Muth’im, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan termasuk golongan kami orang yang mengajak kepada ‘ashabiyyah, bukan termasuk golongan kami orang yang berperang karena ‘ashabiyyah dan bukan termasuk golongan kami orang yang mati karena ‘ashabiyyah.” (HR. Abu Dawud No.4456).
Ta’ashub adalah istilah dalam Islam yang artinya fanatik buta. implimentasi ta’ashub terkadang direalisasikan pada organisasi, madzhab, dan golongan tertentu. Imbas dari Ta’ashub (fanatik buta) akan melahirkan pemikiran yang sempit, dan menyalahkan pendapat orang lain. Berfanatiklah terhadap kebangsaan, bahasa, agama, faham sosial dan aliran politik yang kalian anut. Tetapi kalian jangan sakit hati jika melihat orang lain yang fanatik seperti kalian.
BACA JUGA: Banyak Dai Terlalu Fanatik dan Berlebihan Menyikapi Perbedaan
Oleh karena itu, biarkanlah orang orang lain mempunyai fanatisme terhadap apa yang mereka yakini selama dalam koridor menjaga kerukunan dan keutuhan. Sebab setiap orang itu memiliki hak asasi dan kebebasan memilih dan memeluk agama yang mereka yakini kebenarannya, bahkan boleh memperlihatkan fanatismenya terhadap apa yang di kehendakinya, karena semua agama membolehkan kepada setiap orang memiliki jiwa yang fanatik.
Akan tetapi yang tidak boleh adalah fanatik buta dengan melakukan tindakan benci kepada orang yang berlainan agamanya serta melakukan terror kepadanya, itu adalah perbuatan orang yang tidak mengerti tentang agama yang di anutnya, kecuali hanya namanya saja bahkan dia bukan penganut sejati agama tersebut. Ajaran agama dan perbuatan seperti itu jelas bertolak belakang. As-Syaikh Musthofa Al-Ghalayaini dalam Idhatu An-Nasyi‟in (Juz 1 Hlm. 110) Mengungkapkan:
ومعنى التّعصّب للدين القيام بفروضه وانتهاج سنيه واتّباع أوامره، واجتناب نواهيه، والتخلق بالأخلاق الجميلة التي يحفز التدين الهمم إليها
Pengertian fanatisme terhadap agama adalah, senantiasa menjalankan segala hal yang diwajibkan oleh agama, mengikuti semua petunjuk, melaksanakan semua perintah dan menjahui segala larangan serta menetapi prilaku yang mulia, yang menjadi tujuan utama beragama.
BACA JUGA: Waspada Fanatik Buta
Memang tujuan utama adalah agar yang bersangkutan terdorong memupuk cita – cita menuju budi pekerti yang luhur. Semoga kita termasuk orang orang yang fanatisme dalam hal positif menjaga persatuan dan kesatuan serta membangun bangsa dan negara. Dan bukan menjadikan fanatisme sebagai lantaran untuk keburukan atau balas dendam, sebab hal seperti ini sama sekali bukan prilaku orang yang berhati mulia.
Janganlah kita membiarkan perbedaan pendapat, agama, kebangsaan dan bahasa menimbulkan keresahan masyarakat, menghambat kemajuan dan merusak persatuan hususnya jika perbedaan itu terjadi antara sesama bangsa yang satu bahasa, satu tanah air yaitu Indonesia tercinta.
Wallahu A’lam Bissawab. []