WEBINAR Seri 2 Kolaborasi Fakultas Pertanian Universitas Asahan, Stikes As-Syifa Kisaran, dan Onbesmart Institute mengambil tema “Merintis Sukses di Usia Muda” dilaksanakan menggunakan aplikasi Zoom.
Webinar ini menghadirkan pemuda sukses dari Turki, yaitu Emin Ekiz yang merupakan Manajer Inovasi dari salah satu perusahaan benih bonafit di Turki, Nadide Seeds Company. Emin juga peraih award inovasi Eurasia tahun 2019, serta traveler 18 negara.
Selain Emin, seorang mahasiswi Instiper Yogyakarta, Nova Avisha Dewi yang telah merintis usaha hijab dan kerajinan kokedama juga menjadi narasumber di Webinar ini. Dekan Fakultas Pertanian, Safruddin SP, M.MA, ketua Onbesmart Institute, Amar Ma’ruf, dan Ketua Stikes As-Syifa, Ustifina Hasanah Hasibuan, S.ST, M.Kes memberikan sambutan di awal Webinar. Ketua Stikes As-Syifa juga sekaligus memoderatori Webinar kali ini. Untuk sesi materi dari Emin Ekiz dilakukan menggunakan Bahasa Inggris. (24/7/2020)
Ketua Panitia, Sakti Andiyanto mengatakan “Para peserta webinar seri kedua ini berasal dari banyak daerah di Indonesia. Peserta yang aktif mengikuti acara dari awal hingga akhir sesi sekitar 150 peserta. Bukan hanya mahasiswa, sebagian peserta merupakan dosen beberapa perguran tinggi.
BACA JUGA: 5 Makanan Murah di Yogyakarta Ini Cocok dengan Kantong Mahasiswa
Seluruh peserta yang hadir dari awal hingga akhir sesi diberikan sertifikat penghargaan dalam bentuk e-certificate. Pada webinar seri 2 ini ada donasi yang dititipkan ke panitia dalam bentuk 5 doorprize yang diberikan kepada 5 peserta paling aktif yang beruntung diumumkan di akhir acara.”
Dekan Fakultas Pertanian, Safruddin, SP, M.MA dalam opening speech menyampaikan “Webinar ke-2 ini merupakan implementasi dari kemandirian dimana mahasiswa yg menuntut ilmu di perguruan tinggi akan berinovasi mendesign ide-ide dan teorinya ke dalam dunia nyata berupa kegiatan kreativitas yg menjadi mata rantai kesuksesan penciptaan lapangan kerja sekaligus sukses untuk masa depannya. Pemerintah dalam hal ini Kemendikbud juga mendorong kegiatan ini berupa program kreativitas mahasiswa yg dibiayai setiap tahunnya sehingga mahasiswa paham bahwa untuk sukses bukan uang yang jadi faktor utama, tetapi ide/gagasan.”
Safruddin berharap materi yang disampaikan oleh para narasumber dapat diaplikasikan, dapat menjadi pencerahan, dan mampu membuka pikiran para peserta yang berhadir.
Founder Onbesmart Institute, Amar Ma’ruf dalam sambutannya dengan bahasa Inggris memperkenalkan Emin Ekiz “Emin merupakan sahabat baik saya di Turki. Termasuk perusahaannya juga memberikan sponshorship selama saya studi di Turki. Untuk para peserta silakan kegiatan ini menjadi ajang networking. Teman-teman yang ingin berkenalan dengan kedua narasumber bisa diikuti akun Instagram, Facebook, atau Linkedin-nya.”
Amar berharap Webinar Seri 2 ini bisa meningkatkan wawasan peserta untuk meningkatkan kreativitas dan motivasi agar tidak sekadar menjadi mahasiswa yang biasa-biasa.
“Kreativitas kita juga memliki sumbangsih ke pemerintah. Itu sebabnya rutin setiap tahun pemerintah melalui Program Kreativitas Mahasiswa mendanai ribuan proposal kreatif baik bidang wirausaha, penelitian, maupun karya tulis. Selain pemerintah, juga banyak perusahaan-perusahaan yang memberikan program bantuan usaha-usaha kreatif anak-anak muda di Indonesia.” terang Kandidat Doktor Akdeniz University Turki tersebut.
Sebelum memoderatori acara, ketua Stikes As-Syifa, Ustifina Hasanah Hasibuan, ST, M.Kes menyampaikan sambutannya.
“Harapannya anak-anak muda tidak hanya bercita-cita untuk bekerja di sebuah perusahaan, namun juga mesti punya tujuan memiliki bisnis sendiri. Tingginya angka pengangguran serinkali menyalahkan kurangnya angka lapangan kerja, namun kita sering melupakan bahwa kreativitas para pemuda juga sangat penting. Jadi merintis sukses di usia muda itu sangat baik sekali, mengapa mesti menunggu tua. Seringkali fakta dijumpai banyak orang yang enggan, atau beranggapan itu nanti bisa dilakukan saat tua. Padahal sukses itu mesti dimulai dari sekarang. Contohnya pemateri kita hari ini, sangat menginspirasi,”
Ustifina mengaitkan dengan masa pandemi Covid-19 saat ini bahwasannya banyak sekali pemecatan bahkan oleh perusahaan besar akibat adanya pandemi.
“Dari sini kita melihat bahwa pentingnya kawula muda untuk memiliki usaha, atau bisnis sendiri, menjadi job creator, bukan hanya menunggu lapangan pekerjaan,” ungkap dosen Stikes As-syifa tersebut.
Dalam sesi materi, Emin Ekiz memperkanalkan diri lalu menjelaskan pekerjaan yang ditekuninya. “Saya merupakan peneliti di perusahaan benih. Spesialisasi saya adalah tanaman sayuran dan tanaman lapang yaitu melakukan pemuliaan (breeding) untuk mendapatkan produk hibrida yang memanfaatkan sumber genetic (genetic resources). Untuk tujuan bisnis, saya sering mengunjungi negara-negara lain. Tahun ini, perusahaan kami mendapatkan projek penelitian yang dibiayai pemerintah Turki, dan tahun lalu saya juga berhasil mendapatkan penghargaan inovasi Eurasia karena saya membuat snake melon hibrida pertama di dunia. Kami telah menghasilkan banyak varietas hibrida, khususnya untuk tanaman tomat, cabai, timun, melon, dan snake melon.”
Emin juga memotivasi kepada para peserta mengenai tips suksesnya. Diantaranya, ia menekankan pentingnya bahasa Inggris dan membaca buku.
“Bahasa Inggris sangat penting karena merupakan bahasa Internasional dan salah satu kunci sukses. Karena jika ingin menemukan wawasan baru, ingin melakukan riset dan menulisnya kita memerlukan bahasa Inggris, dan kita bisa ke luar negeri misal untuk tujuan studi. Membaca buku membuat kita jadi lebih baik. Misalnya membaca buku biografi orang-orang sukses. Contohnya biografi Elon Musk, dan tentang Tesla,” terang mahasiswa master di Akdeniz University tersebut sambil menunjukkan buku Elon Musk dan Tesla.
BACA JUGA: KAMMI Terima Kunjungan NGO Internasional Turki
Narasumber kedua, Nova Avisha Dewi memberikan motivasi merintis sukses di usia muda dengan suka duka yang dihadapi.
“Saya awal berbisnis di usia 19 tahun saat masih semester 1 merintis Avisha Hijab, kemudian di usia 20 tahun membuka Kokedama Indonesia. Untuk modal sukses, sesuai yang saya rangkum yaitu poin kehidupan, pertama adalah inspirasi dan motivasi. Untuk menghasilkan karya yang baik kita mesti punya inspirasi dan motivasi. Orang tua merupakan inspirasi dan motivasi penting saya. Saya harus mencintai orang tua. Karena satu dari tiga amal yang Allah cintai adalah doa anak yang sholeh. Saya awalnya ingin melanjutkan kuliah di UGM, tapi Allah belum mengendaki. Namun dengan pantang menyerah, tahun 2019 bersama Kokendo bisa menjadi tamu dalam kegiatan kampus UGM.”
Nova menambahkan “Poin kehidupan yang kedua adalah kerja keras. Masa depan kita ditentukan oleh bagaimana kita menghabiskan waktu setiap hari pada saat ini. Yang ketiga adalah pemahaman mendalam bahwa hidup hanya sementara. Kita jangan puas hanya dengan membaca, jangan puas hanya dengan menuliskan/meneliti, tapi berfikirlah untuk menerapkan itu menjadi amal,” terang mahasiswa Instiper Yogyakarta tersebut. []
Kiriman: Amar Ma’ruf, Founder Onbesmart Institute | amarsanis92@gmail.com