QATAR—Pemerintah Qatar dilaporkan menuntut penyelidikan independen terhadap serangan senjata kimia di Suriah yang menewaskan lebih dari 80 orang. Untuk itu, perwakilan Qatar bertemu dengan perwakilan Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia dan Qatar, Sergey Lavrov dan Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, bertemu pada hari Sabtu (15/4/2017) di Moskow untuk membicarakan perang Suriah yang telah berlangsung selama enam tahun, Al Jazeera melaporkan.
“Pertemuan kedua belah pihak menyepakati pentingnya penyelidikan independen terhadap serangan kimia yang berlangsung di Khan Sheikhoun, Suriah,” ujar pejabat Qatar kepada QNA.
AS telah menyalahkan pemerintah Suriah atas serangan gas itu dan balas meluncurkan serangan rudal jelajah Tomahawk terhadap pangkalan udara pasukan Suriah.
Dalam konflik Suriah, Qatar adalah pendukung terkemuka oposisi, bertolak dengan Rusia yang menjadi pendukung kuat Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Serangan gas beracun di kota Khan Sheikhun, provinsi Idlib yang dikuasai oposisi Suriah, terjadi pada 4 April lalu. Gambar dan video yang diterbitkan tak lama setelah insiden itu menunjukkan puluhan pria, wanita, dan anak-anak sesak nafas, kejang-kejang, dan mulutnya berbusa. Diduga serangan ini dilakukan pasukan rezim Assad. []