Oleh: Maryati Arifudin
sahidmar@gmail.com
MENJAGA fisik yang prima adalah kewajiban seluruh insan. Musibah sakit pasti atas kehendak-Nya. Namun, tidak ada salahnya setiap individu berusaha mencegahnya.
Siapa yang mampu menjaga kesehatan, sungguh manfaatnya pasti akan kembali pada diri individu itu. Masih ada individu berbuat sesuka-suka. Mereka belum memahami pentingnya menjaga kesehatan dengan baik dan benar.
Saat pasca pandemi ini, menyadarkan kita akan pentingnya menjaga pola hidup sehat.
Nabi saja diperintahkan untuk menjaga kesehatan, apa lagi kita umatnya. Tidak maukah menjalankan sunahnya?
Masihkah mencari tauladan lainnya? Jika kita tidak mau mencontohnya, maka kita bukanlah umatnya. Jika bukan umat Beliau, carilah di bumi belahan mana dirimu akan tinggal. Peran kita hanya penyampai kebaikan! Dalam rangka mengikuti sunahnya menebarkan pesan mulia melalui ayat-ayat kauniyahnya.
BACA JUGA: 7 Pola Hidup Sehat Sederhana Ala Nabi yang Patut Kita Tiru
Pesan kebaikan, agar cepat tersampaikan perlu peran para pihak. Pesan sederhana berupa pola hidup sehat perlu digemakan di tatanan kehidupan. Masing-masing peran berganding tangan baik dari para medis, para pendidik, orang tua, dan ustdaz, dan lainnya. So pasti penulis Indonesia mengambil peran terbaik, walau berupa coretan tinta penguat rasa berupa motivasi diri saja.
Di pagi ceria, ku sampai cerita bermakna agar mampu menambah cakrawala berbahasa. Ku goreskan pena tuk perbaikan generasi guru olah raga dan kesehatan. Peran mulia sebagai guru jalankan dengan sempurna, untuk mewujudkan generasi muda yang sehat, kuat dan bersahaja. Sosok guru yang menjadi panutan.
Sampaikan materi ajar sehat ala para Nabiyulloh SWA pada saat pembelajaran. Sampaikan pada peserta didikmu agar mendapat manfaat nyata. Ajarkan bagaimana, menjaga kesegaran jasmaniah yang benar ala para Nabiyulloh.
Fisik yang bugar akan dimanfaatkan untuk ibadah yang terbaik. Jika fisik sakit-sakitan, bagaimana mereka mampu memimpin umat. Renungkan! Di usia Rasululloh sampai 63 tahun, Beliau sakit hanya dua kali saja. Bagaimana gambaran para nabiyulloh menjaga kesehatannya.
Kesederhanaan dalam kehidupannya, mampu membuahkan fisik yang sehat dan bugar. Kebiasaan melaksanakan puasa sunat senin dan kamis atau puasa Daud, Beliau tegakkan. Saat berbuka puasa, Beliau membiasakan makanan yang manis. Bukan sembarang makanan olahan yang manis-manis, namun makanan yang kemanisannya asli yaitu berupa buah kurma. Jika, tidak ada kurma Beliau mengganti dengan meminum air zam-zam secukupnya. Disarankan saat berbuka puasa dengan buah kurma yang manisnya terasa asri bukan buatan atau olahan.
Ajarkan kesempunaan berbuka pada generasi muda, agar berbuka tidak dengan sirup-sirup warna-warni yang menggoda. Jika tidak disikapi secara bijak, maka generasi pembelajar tidak memahami bagaimana menyiapkan fisik yang prima. Sampaikan pada peserta didikmu, agar berhati-hati menjaga pola makan dan minum. Jika mereka selalu berburu makanan siap saji, sampai bahaya dan efek makanan itu.
Kembalikan hobi makanan yang alami pada generasi buat terobosan baru, agar mereka sadar diri. Sadarkanlah, bahwa menjaga kesehatan sejak dini, bukan saat tua nanti. Biasakan makan alami, pasti penyakit tak bertebaran menggerogoti fisik dan jiwa. Sebelum menjelang hari tua, efek peduli pola hidup sehat pasti terasa dan tetap mampu rukuk dengan sempurna bukanlah mimpi belaka.
Gizi makanan hanya secukupnya, agar tidak berlebihan dalam mengkonsumsinya. Jika, terlalu banyak gizi makanan, maka tubuh pasti sulit mencernanya. Makanlah secukupnya tidak usah berlebih-lebihan. Hati-hati, ntar lemak mengumpul ke kanan dan ke kiri tubuh, sehingga kita kesulitan bersujud dihadapan Illahi Robbi. Karena, keberatan kaki menopang tubuh yang selalu merekah dikarenakan makanan tak tahu batas porsi.
Jangan, gunakan aji mumpung saat memakan sesuatu. Perintah Tuhannya, untuk berhenti makan sebelum kenyang. Tundukkan nafsu itu! Ukurlah perut kita agar sesuai porsi bukan hawa nafsu. Olehkarena itu, kendalikan diri untuk memerangi hawa napsu. Tingkatkan rasa malu itu, agar diri ini mampu mentauladani Baginda SAW.
Sedernakanlah pola makanan itu, agar mampu menjadi generasi robani yang unik dan berempati. “Barangsiapa mengonsumsi tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir.”
Saat mendirikan sholat selalu berjamah ke masjid, Beliau dengan jalan kaki. Hidup sederhana bukan mengajarkan kemiskinan. Namun, hidup sederhana mampu mengantarkan jiwa-jiwa yang tawadu’. Jiwa yang takut akan siksa-Nya, sehingga menampilkan amal terbaik. Wahai guru sampaikan pada peserta didikmu, ” Biasakan berjalan ke masjid disetiap hari lima waktu guna menjaga stamina tubuhmu”.
Sifat tawadu’ Nabiyulloh SAW perlu disampaikan untuk generasi pembelajar. Agar, generasi negeri ini, terhindar dari sikap hedonisme yaitu sikap yang konsumtif serta mementingkan kesenangan dunia semata. Ajarkan, ketauladan terbaik disetiap kehidupan melalui ajaran mulia ini. Akhlak Beliau tauladan umat manusia, sampaikan pada generasi pembelajar agar mampu mentauladaninya.
BACA JUGA: Ini Panduan serta Imbauan dari Kemenag terkait Pelaksanaan Kurban di Tengah Pandemi
Mari mengkaji kehidupan Beliau! Saat membaca riwayat Baginda SAW pasti menjadikan diri ini merasa malu diri, karena kami belum mampu berbuat sesuatu. Mari berbuat sesuatu, minimal menyampaikan pesan ketauladanan Beliau di setiap waktu. Walau melalui untaian kata-kata berupa goresan pena atau penyampai kebenaran di depan kelasmu.
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [Luqman : 27]
Goresanku tuk perbaikan bersama, wahai guru yang berwibawa menjadi pioner perubahan kebaikan di dunia pendidikan. Agar, peserta didik terasakan kebermanfaatan ilmu yang disampaikan dan terpatri dalam tindakan nyata. Hal itu, perlu perubahan tindakan dalam proses pembelajaran pada setiap insan pembelajar. []
Referensi:
https://almanhaj.or.id/2229-makan-tujuh-butir-kurma-ajwah-dapat-menangkal-racun-dan-sihir.html