“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.” (Qs an-Nahl 16: 127)
TIDAK pernah tercatat, adanya seseorang yang mengalami dan melewati segala cobaan sebagaimana yang dilewati oleh Nabi.
Beliau begitu sabar dalam keyatiman, kefakiran, kelaparan, kebutuhan, cacian, makian, dan terkadang kekalahan terhadap lawan.
BACA JUGA: Ketika Seorang Yahudi Merindukan Rasulullah
Beliau begitu sabar saat terusir dari tanah kelahirannya, terusir dari rumahnya dan terjauhkan dari keluarganya.
Beliau begitu sabar terhadap pembunuhan karib kerabat, penyerangan terhadap para sahabat, pengusiran para pembela, permusuhan dan kerakusan para musuhnya dan para sekutunya.
Beliau begitu sabar atas kesinisan orang yang dekat dan kerakusan orang yang jauh, serta serangan kebatilan dan dominasi para pendusta.
Beliau begitu sabar atas persekongkolan para penyerang, bualan para peneror, kesombongan para durjana, kebodohan orang-orang Arab dan kekerasan orang-orang gurun.
Beliau begitu sabar atas makar orang-orang Yahudi dan kezaliman orang-orang Nasrani, serta kebusukan orang-orang munafik dan kebuasan para musuh.
Beliau begitu sabar atas gemerlapnya dunia, karena tidak sedikitpun ia tergantung kepadanya.
BACA JUGA: Sebelum Diangkat Jadi Nabi, Batu Beri Salam pada Rasulullah
Beliau begitu sabar atas rayuan kekuasaan, berkilaunya kedudukan dan syahwat kepemimpinan. Karena beliau berpaling dari semua itu, semata-mata untuk mencari keridhaan Rabbnya.
Beliau adalah Rasul Allah sang penyabar yang senantiasa mencari ridha Rabbnya pada setiap sisi hidup dan kehidupannya. Kesabaran telah menjadi baju besi dan perisai baginya, bagi para sahabat dan kekasihnya. []
Sumber: Ka Annaka Tara/ Penulis: Dr. ‘Aidh Abdullah Al-Qarny/ Penerbit: Cakrawala Publishing, 2005