SELAMA hidupnya Nabi Muhammad menghadapi banyak cobaan. Terdapat pula orang-orang yang tidak percaya akan kenabiannya. Hingga mereka menantang Nabi untuk menunjukan mukjizat seperti yang pernah dilakukan oleh Nabi Isa, sebagai bukti nyata bahwa ia diutus oleh Allah sebagai Rasul-nya. Namun tantangan ini ditolak olehnya, bukan karena ia takut tapi ia yakin jika Al-Quran sendiri adalah mukjizat terbesar.
“Jika seseorang meragukannya, biarkanlah mereka berusaha membuat sepuluh surah yang sebanding dengan Al-Quran.”
BACA JUGA: Mengapa Isi Alquran Tidak Diurutkan Sesuai Waktu Turunnya Wahyu?
Seperti dalam firman Allah, Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu”, Katakanlah: “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”. (Qs Al-Hud: 13)
Beliau juga menegaskan bahwa terdapat tanda-tanda kebesaran Allah yang nyata dimana-mana. Risalah ajaran Allah kepada Nabi selalu dikirim langsung melalui perantara Malaikat Jibril. Al-Quran sendiri ialah Wahyu terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.
Terdapat dua cara utama pada saat Wahyu diturunkan kepadanya. Terkadang malaikat Jibril membawa ayat-ayat itu sperti sosok manusia kepada yang lain. Cara seperti inilah yang paling mudah diterima baginya.
BACA JUGA: Apa Agama Nabi Muhammad sebelum Mendapat Wahyu?
Namun, jika wahyu itu diturunkan seperti dering atau lonceng berbunyi yang mana suaranya menusuk kedalam hati dan seolah hendak membelahnya. Cara inilah yang dirasa paling berat dan menyakitkan.
Wahyu Al-Quran mulai diturunkan pada saat Nabi Muhammad berusia 40 tahun selama hidupnya. Wahyu Al-Quran yang terakhir turun hanya beberapa bulan sebelum beliau wafat, yakni pada saat Nabi berusia 63 tahun.[]
Sumber: Nabi Muhammad Penyempurna Para Nabi/ Penulis: Saniyasnain Khan/ Penerbit: Nuansa, 2009