BERJALANNYA kehidupan di dunia ini, tentu telah diatur oleh Allah SWT. Begitu pula dengan manusia. Manusia hadir di muka bumi itu pun atas kehendak-Nya. Hanya saja, jalan hidup setiap manusia itu berbeda-beda. Apa yang menjadi penyebabnya ya? Sudah ditentukan oleh Allah atau kehendak manusia untuk memilih?
Manusia sebagai makhluk Allah diberi kemampuan untuk memilih, tetapi juga dipaksa untuk melakukan hal-hal tertentu. Misalnya, menyangkut tentang hari kelahiran, jenis kelamin, warna kulit, bentuk tubuh, kesehatan, hari wafat, denyut jantung, semua itu telah ditentukan dan di luar kemampuan pilihannya. Tetapi, menyangkut soal makanan, memilih pakaian, memasukkan anak ke sekolah, adalah ikhtiar manusia.
BACA JUGA: Hidup Sederhana, Tidak Ada Kesitimewaan bagi Putri Rasulullah
Manusia digolongkan oleh Allah sebagai makhluk yang paling tinggi dan mulia. Tapi, tetap saja sebagai makhluk, terkandung sifat-sifat yang sama dengan sifat pokok dari benda, tanaman-tanaman dan hewan.
Bersifat seperti benda, yaitu jika jatuh ke bawah dan tidak berdaya terhadap daya tarik bumi. Mempunyai sifat tanaman, yaitu tumbuh dan berkembang sendiri, tanpa ikut campur mengembangkannya. Juga, mempunyai sifat seperti hewan, yaitu punya rasa dan bergerak sesuai dengan kemampuan dan pilihannya, terkadang juga di luar kekuasaannya.
Jadi, menyangkut sifat-sifatnya seperti benda, tanaman atau hewan, manusia dipaksa melakukannya (jabariyah).
Manusia diberi akal oleh Allah agar dapat memilih dan membedakan mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk. Jika pilihannya sesuai dengan kehendak Allah, mendapat pahala. Sebaliknya, jika tidak pada jalan Allah, mendapat dosa. Manusia yang hilang akal atau kurang akal atau belum sempurna akalnya, tidak dituntut oleh Allah.
Allah tidak memaksa mutlak, tetapi Allah juga tidak beri kebebasan mutlak. Manusia diberi dua jalan. Yang menyediakan jalan adalah Allah. Dengan akal itu, manusia tinggal memilih saja, bukan Allah yang memilihkan.
Di sinilah pentingnya kehadiran para Rasul. Mereka memberi petunjuk, kerjakan ini dan jangan lakukan itu. Sepenuhnya manusia diberi kebebasan untuk memilih di antara keduanya.
BACA JUGA: Kehidupan Manusia Harus Berputar di Sekitar Sang Pencipta
Allah SWT berfirman, “Dan adapun kaum Tsamud, mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu. Mereka lalu disambar petir, azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan. Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka adalah orang-orang yang bertakwa,” (QS. Fushshilat: 17-18).
Diberikannya kemampuan memilih adalah sebagai bukti kasih sayang Allah kepada manusia. Dipilihnya jalan yang benar oleh manusia sebagai perwujudan kasih sayang manusia kepada Allah. Itu adalah wujud amal shaleh yang dilakukan manusia. []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani