UJIAN itu selalu datang kepada mereka yang dicintai oleh Allah SWT. Ujian juga merupakan cara yang Allah SWT lakukan untuk mengetahui sejauh mana keimanan hamba-hambanya sebagaimana tercantum dalam al Qur’an,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
“Dan sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kalian, dan akan Kami uji perihal kalian,” (QS. Muhammad: 31).
Allah SWT juga memberikan ujian sebagai pembeda. Dan ujian-ujian yang Allah SWT berikan itu sungguh tak ada yang melebihi kemampuan hambanya. Apabila engkau tak mampu melewatinya maka mohonlah pertolongan Allah, karena dialah yang Mahaberkehendak atas segala urusan,
BACA JUGA: 3 Hal Merasakan Manisnya Iman
أَمَّنۡ هَـٰذَا ٱلَّذِى هُوَ جُندٌ۬ لَّكُمۡ يَنصُرُكُم مِّن دُونِ ٱلرَّحۡمَـٰنِۚ إِنِ ٱلۡكَـٰفِرُونَ إِلَّا فِى غُرُورٍ (٢٠)
أَمَّنۡ هَـٰذَا ٱلَّذِى يَرۡزُقُكُمۡ إِنۡ أَمۡسَكَ رِزۡقَهُ ۥۚ بَل لَّجُّواْ فِى عُتُوٍّ۬ وَنُفُورٍ (٢١)
“Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagi kalian yang dapat membela kalian selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu hanyalah dalam (keadaan) tertipu. Atau siapakah yang dapat memberi kalian rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran),”(QS. Al-Mulk: 20-21).
Ayat ke-20 pada surat al-Mulk ini menjelaskan naungan pertolongan Allah SWT bagi orang yang beriman. Perlindungan dengan bala tentara kasat mata dari golongan malaikat.
Untuk memahaminya, kita perlu mengetahui kisah penyebaran Islam di Mekah dan Madinah, serta beberapa peristiwa penting saat Allah SWT “campur tangan” untuk menolong orang-orang yang beriman dengan mengerahkan bala tentara-Nya.
Rasulullah SWT melewati masa kecilnya di tengah kaum kafir Quraisy yang menyembah berhala. Namun di dalamnya juga terdapat segelintir orang yang berpegang teguh pada agama tauhid yang dibawa oleh kakek moyang mereka, Nabi Ibrahim AS.
Bagi kaum kafir Quraisy, nilai-nilai kebajikan tertinggi ada pada muru’ah (kewibawaan) dab ‘irdh (kehormatan). Unsur-unsur yang terdapat dalam muru’ah adalah keberanian, loyalitas, dan kedermawanan.
Keberanian diukur berdasarkan jumlah peperangan yang pernah diikuti; kedermawanan tampak dari kesediannya mengorbankan unta untuk menjamu tamu, atau untuk kepentingan orang miskin dan yang membutuhkan bantuan.
Seringnya terjadi peperangan pada masa jahiliah bertujuan untuk menjaga kewibawaan dan kehormatan itu. Perang bagi mereka menjadi cara utama untuk menyelesaikan permasalahah yang menyangkut kewibawaan dan kehormatan diri dan kabilah.
Sebuah syair Arab kuno mengungkapkan, “Pedang disarungkan dalam keadaan basah oleh darah; dan kembali dihunuskan dalam keadaan masih basah oleh darah.”
Syair ini menggambarkan betapa seringnya terjadi peperangan antar kabilah dalam kehidupan masyarakat Arab Jahiliah. Dengan alasan menjaga kehormatan dan kewibawaan kabilah, peperangan besar bisa terjadi setiap saat.
Di sisi lain, ikatan-ikatan sosial yang terjalin karena hubungan kekerabatan memiliki pengaruh sangat kuat dalam struktur sosial masyarakat Arab dan lebih dijunjung tinggi dari nilai-nilai spiritualita. Itulah sebabnya, Rasulullah SAW bisa tetap terlindungi di tengah keluarganya yaitu bani Hasyim, meskipun sebagian dari mereka belum beriman.
BEBERAPA tahun setelah Muhammad SAW diangkat menjadi nabi, di Yatsrib (sekarang Madinah) sedang terjadi peperangan antara dua kabilah pribumi terbesar yang menempati wilayah itu. Aus dan Khazraj. Peperangan di antara dua kabilah itu berlangsung cukup lama dan menimbulkan kejenuhan pada sebagian pemuda dan cendikiawan di kedua belah pihak.
Pada waktu bersamaan, di Madinah santer terdengar berita akan datangnya seorang nabi terakhir yang membawa risalah pelengkap untuk risalah-risalah sebelumnya. Berita ini disebarkan oleh orang-orang Yahudi pendatang di wilayah itu, berdasarkan informasi yang mereka dapat dari kitab suci mereka, Taurat. Informasi yang mereka sampaikan cukup rinci. Dari tanda-tanda kenabian secara fisik dan perilaku, hingga informasi tentang kemenangan-kemenangan yang akan diraih serta kekuasaannya yang mencapai seluruh semenanjung Arab hingga wilayah-wilayah di luarnya. Siapa pun yang akan menjadi pengikut sang nabi terakhir akan menjadi bangsa yang kuat dan tangguh di bawah kepemimpinannya.
BACA JUGA: Orang Beriman Senang Berjumpa dengan Allah di Akhir Zaman
Berita ini hampir menjadi pokok pembicaraan setiap orang di Madinah, baik di tempat-tempat umum hingga di pasar-pasar, semua orang membicarakan tentang sang nabi terakhir yang akan datang.
Orang-orang Yahudi tidak hanya menyebarkan informasi itu kepada suku pribumi Madinah. Tetapi mereka juga mengatakan bahwa seandainya sang nabi terakhir telah datang, mereka (orang-orang Yahudi) itu akan menjadi pengikutnya dan akan mengusir orang-orang pribumi Yatsrib dari wilayah itu. Jelas hal ini menjadi ancaman bagi kabilah Khazraj yang merupakan kabilah terbesar di Yatsrib dan mereka tidak ingin terusir dari kampung halamannya. []
BERSAMBUNG
Sumber: Kerajaan Al-Qur’an/Hudzaifah Ismail/Penerbit: Penerbit Almahira/2012