MARAH adalah sifat yang sama sekali tidak pernah dimiliki oleh Rasulullah Muhammad SAW. Pribadi Rasulullah adalah pribadi yang sabar dalam menghadapi apapun.
Meskipun demikian, bukan berarti Rasulullah tidak pernah marah. Rasul pun marah terhadap hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam
BACA JUGA: Cara Mengendalikan Jiwa ketika Marah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah marah kepada Usamah bin Zaid radhiallahu ‘anhu karena ia membunuh seseorang yang memeluk Islam tatkala perang berkecamuk. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengirim suatu pasukan menghadapi kaum musyrikin. Ketika kedua pasukan tersebut bertemu, orang-orang musyrik menyerang orang muslim, maka mereka sengaja menyerangnya. Adapun kaum muslimin, menunggu mereka lalai. –Perawi hadits- mengatakan, “Kami mempertanyakan apa yang dilakukan oleh Usamah bin Zaid. Ketika ia mengangkat pedangnya, orang musyrik yang diperanginya mengucapkan laa ilaaha illallah. Namun Usamah tetap membunuhnya. Lalu datanglah orang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya dan mengabarkan kepada beliau tentang apa yang dilakukan Usamah.
Rasulullah memanggil Usamah dan bertanya, “Mengapa engkau lakukan itu?”
Usamah menjawab, “Wahai Rasulullah, dia telah menyakiti umat Islam dan telah membunuh fulan dan fulan –Usamah menyebutkan beberapa nama-. Aku telah mengalahkannya. Ketika ia melihat pedangku, barulah ia mengucapkan laa ilaaha illalla”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menanggapi, “Jadi engkau membunuhnya?”
“Iya.” Jawab Usamah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apa yang akan engkau pertanggung jawabkan dengan kalimat laa ilaaha illallah pada hari kiamat nanti?”
Usamah berkata, “Wahai Rasulullah, doakan ampunan untukku”.
Rasulullah tetap mengatakan, “Apa yang akan engkau pertanggung jawabkan dengan kalimat laa ilaaha illallah pada hari kiamat nanti?” Dan beliau terus-menerus mengulangi kalimat tersebut.” (HR. Muslim di Kitabul Iman).
Inilah sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap orang yang memerangi beliau. Beliau tetap bersikap adil. Padahal Usamah bin Zaid adalah termasuk orang kesayangan beliau.
Orang yang dibunuh Usamah ini bukanlah orang kafir biasa. Ia adalah seseorang yang telah menyakiti dan membunuh beberapa orang dari umat Islam. Kemudian Usamah berhasil mengalahkannya, saat ia mengangkat pedangnya untuk tebasan terakhir, orang tersebut mengucapkan laa ilaaha illallah.
BACA JUGA: Bahkan Rasul pun Marah pada Orang yang Panjangkan Doa di Waktu Shalat Jamaah
Dalam keadaan demikian, pasti orang-orang akan mengatakan apa yang Usamah katakan. Yaitu orang itu mengatakan kalimat laa ilaaha illallah sebagai taktik melindungi diri agar tidak terbunuh. Jika tidak dalam keadaan terdesak, ia tidak akan mengatakan kalimat tauhid tersebut. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menerima alasan tersebut.
Sikap Rasulullah ini menunjukkan bahwa beliau ingin agar darah itu tidak tertumpah dan memaafkan orang tersebut. Sikap demikian hanya akan didapati pada orang-orang yang berperang dengan niat seperti niat berperangnya Rasulullah dan para sahabatnya, mengajak orang yang kafir menjadi beriman. Mengajak mereka ke surga dan terhindar dari neraka. Inilah bentuk kasih sayang yang begitu indah untuk direnungkan. []
Sumber: Kisah 25 Nabi dan Rasul dilengkapi Kisah Sahabat, Tabiin, Hikmah Islam, Rasulullah, wanita shalihah/ kajian Islam 2