MAKAN dengan tangan kanan adalah suatu hal yang alami, menyenangkan dan tentunya bermanfaat bagi kesehatan. Meskipun dianggap tidak sopan dan kotor bagi orang barat, hal ini sebenarnya merupakan norma yang baik dan banyak diterapkan oleh bagian dunia lainnya semisal Afrika, Asia, dan Timur Tengah.
Dalam hal ini kami tidak membahas panjang tentang norma dan kesopanan ini. Kami akan membahas tentang makan dengan tangan kanan adalah suatu bagian dari Sunnah dan mendatangkan banyak manfaat kesehatan.
Etika Makan Dengan Menggunakan Tangan Dalam Sunnah
Ibnu Umar menceritakan bahwasanya Rosullullah صلى الله عليه وسلم berkata:
Ketika salah satu dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanannya, dan ketika dia minum, biarkan dia minum dengan tangan kanannya. Sesungguhnya iblis makan dan minum dengan tangan kirinya. [Muslim]
Sebagaimana juga diceritakan oleh sahabat Umar bin Abi Salamah radhiallahu’anhuma:
Sewaktu aku masih kecil, saat berada dalam asuhan Rosulullah Shollallahu‘alaihi wasallam, pernah suatu ketika tanganku ke sana ke mari (saat mengambil makanan) di nampan. Lalu Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku: “wahai bocah, ucaplah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, serta ambil makanan yang berada di dekatmu”. (HR. Bukhari no.5376, Muslim no.2022)
BACA JUGA: Siwak, Ini Manfaatnya bagi Kesehatan Gigi dan Mulut
Dalam sunan Abi Daud diceritakan bahwa ‘Aisyah berkata
Tangan kanan Rosulullah (صلى الله عليه وسلم) adalah untuk penyucian dan makanannya, dan tangan kirinya untuk menggunakan toilet dan segala sesuatu yang kotor.
Abu Huroiroh meriwayatkan bahwasanya Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda
Ketika salah satu dari kalian makan, maka hendaklah menjilati jari-jarinya, karena dia tidak tahu di bagian mana dari makanan yang menempel di jari-jarinya adalah rahmat. [Muslim]
‘Abdullah bin Ka’b melaporkan bahwa ayahnya Ka’b berkata kepadanya:
Rosulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa makan dengan tiga jari dan ketika dia selesai (makan), dia menjilatnya. [Muslim]
Ibn Al-Qayyim menyebutkan dalam “Pengobatan Nabi” tentang jumlah jari yang akan digunakan Nabi untuk memakan makanannya:
Beliau biasa makan dengan tiga jari, yang merupakan cara terbaik untuk makan. Makan dengan satu atau dua jari tidak memungkinkan orang yang makan mendapatkan kesenangan juga tidak memberinya manfaat, dan itu membutuhkan waktu yang lama sebelum dia merasa cukup; organ perut pun juga tidak mendapatkan kesenangan dengan potongan kecil seperti itu. Makan dengan lima jari dan seluruh tangan menyebabkan makanan menjadi padar sehingga organ perut dipaksa melewatkannya. Ini juga tidak memberikan kesenangan atau manfaat. Cara makan paling baik adalah yang diadopsi oleh Nabi dan mereka yang mengikutinya, dengan tiga jari.
Dunia Kesehatan dan Sains Menjelaskan Tentang Makan Dengan Tangan Ini
Makan adalah pengalaman menggunakan banyak indera sekaligus. Semua indera – penglihatan, penciuman, rasa, sentuhan dan bahkan pendengaran – terlibat dan semuanya bekerja bersama-sama secara harmonis.
Ujung-ujung saraf di tangan Anda mengirimkan informasi ke otak dan perut mengenai bentuk, tekstur, suhu, sifat, dan tingkat kesulitan dicerna dari makanan yang akan dimakan. Ini menginstruksikan perut untuk melepaskan komposisi cairan dan enzim pencernaan. Tangan, bersama dengan mata dan hidung memungkinkan seluruh sistem pencernaan untuk mempersiapkan menyambut makanan yang akan dikonsumsi sebelum bahkan mencapai mulut Anda.
Menggunakan peralatan makan semisal sendok, garpu, atau yang lain mengirimkan pesan kepada tubuh yang menjelaskan bahwa ini adalah sesuatu yang asin. Peralatan ini tidak boleh dimakan, sehingga menghasilkan respons yang sama sekali berbeda ketika makan dengan tangan.
Sebagai kemungkinan akibatnya, otot-otot leher, mulut dan rahang bisa menjadi sedikit mengencang dan menjadi kaku yang dapat menyebabkan rasa sakit, keram, dan tegang. Seluruh postur dan bahasa tubuh dalam hal aktivitas otot dan kenikmatan akan berbeda. Hal ini bisa menyebabkan gusi menjadi lemah, bibir dan kulit kering dan leher kaku.
Orang yang makan dengan tangan akan mengetahui kondisi makanan apakah terlalu panas, hangat, atau dingin. Tangan bisa menjadi sensor suhu yang baik sebelum makanan diterima oleh lidah. Hal ini akan menghindari cedera pada lidah bila makanan terlampau panas.
Orang yang makan memakai tangan juga akan lebih fokus. Mengapa? Oleh karena ini mendorong perhatian terhadap makanan karena merasa terhubung dengan makanan tersebut. Hal ini akan menyebabkan seseorang akan “makan dalam kondisi sadar”.
Makan dalam kondisi sadar ini akan kembali melibatkan seluruh indera pada tubuh. Mencium aroma, merasakan tekstur, dan menikmati proses mengunyah yang pada pada akhirnya akan menambah kualitas proses makan. Selain itu, hal ini akan menghindarkan diri dari proses makan yang tergesa-gesa yang bisa merugikan kesehatan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Consulting dan Clinical Psychology menunjukkan bahwa keluarga yang makan dengan tangan lebih berhubungan dengan penerapan adab dan konsep makan, semisal makan hanya ketika lapar dan memperhatikan serta menghindari kekenyangan. Studi ini menemukan bahwa orang tua dapat membantu anak-anak mereka yang berusia 8 sampai 12 tahun dengan kelebihan berat mengurangi makan berlebihan dengan melatih mereka untuk makan dengan tangan.
BACA JUGA: Dampak Miras bagi Kesehatan Mental, Kenali
Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Nutrition menemukan bahwa orang dengan diabetes tipe 2 lebih cenderung menerapakan pola makan cepat (tergesa-gesa) bila menggunakan alat makan, dibandingkan dengan mereka yang tidak makan dengan peralatan makan. Makan dengan garpu dan sendok berkorelasi dengan pola makan yang lebih cepat dan tanpa pikiran, yang dikaitkan dengan ketidakseimbangan gula darah dalam tubuh – berkontribusi terhadap perkembangan diabetes tipe 2.
Tambahan lagi akan ebih praktis makan dengan tangan Anda dalam banyak kasus. Jari-jari sangat gesit dan dirancang untuk memegang dan memanipulasi sebuah objek. Hal ini akan menempatkan makanan secara tepat dan gentle di rongga mulut. Jika makanan sedikit menyulitkan makan tangan akan bekerja sama dengan gigi, gusi dan otot leher secara harmonis. Semoga bermanfaat. []
Penulis: Dr. Amrizal Zuhdy, dokter medis yang mengabdi memberikan pelayanan kesehatan di salah satu puskesmas di Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, aktif juga berbagi informasi kesehatan melalui blog DrZuhdy.com dan PenyakitJantung.id.