CEMAS? Pernahkah merasa cemas karena sesuatu hal?
Cemas di istilahkan juga dengan kata khauf yang artinya takut atau cemas akan sesuatu hal. Rasa ini biasanya datang dari satu pusat yaitu iman. Semakin tinggi keimanan kita akan semakin tinggi pula kadar kecemasan yang ada dalam diri.
Seperti listrik yang memiliki tegangan tinggi akan memberikan cahaya yang kuat dan terang, begitu sebaliknya semakin rendah kekuatan cahayanya, yang dihasilkan pun pasti rendah dan tidak kuat.
BACA JUGA: Kecemasan Nabi Muhammad
Setidaknya, ada tiga tingkatan kecemasan manusia terhadap Allah SWT:
1 Cemas Terhadap Azab Allah
Tingkatan pertama ini sering dirasakan oleh semua orang yang mengetahui juga meyakini rukun iman. Rasa cemas ini timbul dari keyakinan akan adanya alam akhirat. Di akhirat ada dua tempat untuk manusia yakni surga tempatnya orang-orang baik dan neraka untuk orang-orang berbuat yang tidak Allah SWT izinkan.
Membuat diri semakin cemas apabila direnungi terus-menerus takut hidup berakhir dengan suul khotimah (buruk) dalam keadaan tidak mengingat kepada Allah SWT.
2 Cemas Terhadap Kelalaian diri
Tingkat kedua perihal cemas yakni lalai terhadap segala sesuatu perbuatan yang dilakukan. Sering kali orang mengerjakan hal-hal yang dapat terjerumus pada kesesatan.
Apabila direnungi penuh mendalam perbuatan yang sudah dilakukan maka timbul rasa bingung mengapa bisa terjadi dan tertipu oleh dunia yang buruk, sehingga kecemasan pun akan hadir dalam diri.
3 Cemas Terhadap Kemungkinan Diri Lupa Kepada Allah
Kecemasan ini merupakan tingkat tinggi di bandingkan lainnya yang berhadapan dengan Allah SWT. Mengingat-Nya memanglah tidak bisa di pungkiri lagi, karena-Nya kita bisa terus berada di jalan yang benar. Hanya orang yang keimananya sudah memuncak kemudian timbul rasa cemas yang mungkin akan lupa dirinya kepada Allah SWT.
BACA JUGA: Mukjizat Ilmiah di Balik Menangis karena Takut kepada Allah
Sehingga berakibat terus berusaha untuk mengingat-Nya yang selalu bersama dalam keadaan apapun. Sebagaimana Allah berfirman yang artinya, “ketahuilah, bahwa dengan dzikrullah tentramlah jiwa.” (QS. Ar-Ra’du:28).
Semoga setelah mengetahui tiga tingkat kecemasan ini, kita tetap dan terus melakukan hal-hal baik yang diperintahkan Allah yaitu mengingat-Nya. Di mana saja, dan bagaiman juga kondisi kita saat ini. Kemudian kadar keimanan pun akan semakin tinggi. []
REDAKTUR: AINUN AYU N. | EDITOR: SAAD SAEFULLAH
SUMBER: PILAR-PILAR/ PROF. DR. YUNASRIL, M.A./ KALAM MULIA/1999