APA Itu Kecerdasan Emosional?
Menurut Psikologi, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola emosi diri sendiri dan emosi orang lain.
Secara umum, kecerdasan emosi ini mencakup tiga keterampilan: kesadaran emosional; kemampuan untuk memanfaatkan emosi dan menerapkannya pada tugas-tugas seperti berpikir dan pemecahan masalah; dan kemampuan untuk mengelola emosi, yang termasuk mengatur emosi diri sendiri dan menghibur atau menenangkan orang lain.
Kecerdasan emosional adalah “sesuatu” dalam diri kita masing-masing yang tidak berwujud. Ini memengaruhi cara kita mengelola perilaku, menavigasi kompleksitas sosial, dan membuat keputusan pribadi untuk mencapai hasil yang positif.
BACA JUGA: 14 Kiat Mengasah Kecerdasan Emosi dalam Pernikahan
Semua orang mengalami emosi, tetapi hanya sedikit yang dapat mengidentifikasinya secara akurat saat itu terjadi. Penelitian menunjukkan bahwa hanya 36% orang yang dapat melakukan ini, yang bermasalah karena emosi yang tidak berlabel sering salah dipahami, yang mengarah pada pilihan yang tidak rasional dan keputusan yang salah.
Yuk, tanya pada diri sendiri apakah kualitas orang-orang yang cerdas secara emosional ini ada dalam diri kita atau tidak!
1 Bisa menguasai emosi diri
Meskipun banyak orang mungkin mendeskripsikan diri mereka sendiri sebagai sekadar merasa “buruk”, orang yang cerdas secara emosional dapat menunjukkan dengan tepat apakah mereka merasa “mudah tersinggung”, “frustrasi”, “tertekan”, atau “cemas”.
Semakin spesifik pilihan kata yang kita gunakan, semakin baik wawasan yang kita miliki tentang bagaimana perasaan kita, apa penyebabnya, dan apa yang harus kita lakukan.
2 Peduli dengan orang lain
Orang yang cerdas secara emosional ingin tahu tentang semua orang di sekitar mereka. Keingintahuan ini adalah produk empati, salah satu gerbang paling signifikan menuju EQ yang tinggi.
Semakin kita peduli dengan orang lain dan apa yang mereka alami, semakin besar rasa ingin tahu yang kita miliki tentang mereka. Tapi, bedakan rasa ingin tahu ini dengan kekepoan ya.
3 Merangkul perubahan
Orang yang cerdas secara emosional fleksibel dan terus beradaptasi. Mereka tahu bahwa perubahan adalah norma dalam hidup ini dan bahwa ketakutan akan perubahan adalah ancaman utama bagi kesuksesan dan kebahagiaan mereka.
4 Memiliki kesadaran diri
Dengan kata lain, kita tahu kekuatan dan kelemahan kita sendiri.
Kita tahu:
- Apa yang kita kuasai dan apa yang tidak.
- Siapa yang menginspirasi dan apa yang membuat kita bersemangat.
- Dimana untuk memulai dan bagaimana untuk sukses.
5 Tidak Mudah Tersinggung
Orang yang cerdas secara emosional percaya diri dan berpikiran terbuka, menciptakan ‘kulit’ yang cukup tebal.
Kita bahkan mungkin mengolok-olok diri sendiri atau membiarkan orang lain membuat lelucon tentang kita karenakita telah mampu secara mental menarik garis antara humor dan degradasi (ejekan).
6 Bagaimana menempatkan diri di komunitas baru
Kita adalah bagian dari komunitas besar. Komunitas pecinta. Pecinta Allah dan Nabi Muhammad SAW.
7 Tahu caranya berkata ‘Tidak’
“Tidak” adalah kata yang kuat yang tidak perlu ditakuti untuk diucapkan.
Saat tiba waktunya untuk mengatakan tidak, orang yang cerdas secara emosional menghindari frasa seperti, “Sepertinya saya tidak bisa” atau “Saya tidak yakin.”
Penelitian yang dilakukan di University of California, San Francisco, menunjukkan bahwa semakin sulit seseorang mengatakan tidak, semakin besar kemungkinan orang itu mengalami stres, kelelahan, dan bahkan depresi.
Katakan saja tidak pada komitmen baru untuk menghormati komitmen kita sendiri yang teah ada dan beri Anda kesempatan pada diri sendiri untuk berhasil memenuhinya.
8 Melepaskan kesalahan
Orang yang cerdas secara emosional menjauhkan diri dari kesalahan mereka, tetapi melakukannya tanpa melupakannya. Dengan menjaga kesalahan mereka pada jarak yang aman, namun tetap cukup berguna untuk dirujuk, mereka dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri untuk kesuksesan masa depan.
9 Tidak mencari kesempurnaan
Orang yang cerdas emosional tidak akan menetapkan kesempurnaan sebagai target mereka karena mereka tahu bahwa itu tidak ada. Manusia, pada dasarnya, bisa salah.
Ketika kesempurnaan adalah tujuan, kita cenderung akan selalu merasa gagal. Itu bisa membuat kita ingin menyerah atau malahmendegradasi ikhtiar kita selama ini.
Ingat, orang yang cerdas secara emosional menetapkan tujuan dan harapan yang realistis untuk diri mereka sendiri dan orang lain.
10 Menghargai apa yang dimiliki
Meluangkan waktu untuk merenungkan apa yang kita syukuri bukan hanya hal yang benar untuk dilakukan; itu juga meningkatkan mood karena mengurangi hormon stres kortisol hingga 23%.
Penelitian yang dilakukan di University of California, Davis, menemukan bahwa orang yang bekerja setiap hari untuk menumbuhkan sikap syukur mengalami peningkatan suasana hati, energi, dan kesejahteraan fisik. Kemungkinan tingkat kortisol yang lebih rendah memainkan peran utama dalam hal ini.
11 Pendengar yang baik
Orang yang cerdas emosi tahu bahwa “mendengar” dan “mendengarkan” adalah dua hal yang berbeda. Mereka menyusun ulang pernyataan seseorang dalam bentuk pertanyaan untuk memastikan tidak ada yang hilang dalam terjemahannya.
Terakhir, kita sebagai Muslim harus belajar dari Nabi tercinta SAW yang diutus oleh Allah SWT kepada umat manusia dan mengajarinya untuk menjadi yang terbaik dalam etika dan sopan santun santun sehingga kita akan menemukan teladan terlengkap dan terbaik dalam dirinya.
Dalam mencontoh kehidupan kita setelah Nabi SAW, kita harus menunjukkan cinta dan kasih sayang, mencari kedamaian dan menunjukkan pengampunan, memimpin dengan teladan, menjadi yang terbaik untuk keluarga kita dan akhirnya, hidup dengan Alquran.
Pelajaran terbesar dari kecerdasan, kebijaksanaan dan kebajikan tersebut dapat kita temukan secara lengkap dalam sirah nabawiyah. []
SUMBER: ABOUT ISLAM