SERING kita temukan candaan di sekitar kita, entah itu teman, saudara,atau siapapun. Ada yang tujuannya memang untuk menghibur orang lain.
Ada yang semata-mata mencari profit dengan profesi sebagai komedian, atau ada yang memang benar-benar sudah menjadi sifat dan karakter masing-masing individu.
Terkadang kita akan menjumpai masing-masing individu berbeda. Ada yang memang suka bergurau. Namun tak jarang ada pribadi yang sangat sulit bahkan tidak suka bercanda dengan alasannya masing-masing.
Bagaimana adab-adab bercanda? Apa larangan-larangan ketika bercanda? Dengan siapa harus bercanda? dan apa yang tidak boleh dicandakan?
Di bawah ini adalah adab-adab ketika bercanda,
1.Tidak Berbohong atau Berdusta
Apabila seorang bercanda dengan kedustaan, ia telah keluar dari batasan mubah (boleh) kepada keharaman. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Celakalah orang yang bercerita lalu berdusta untuk membuat tawa manusia, celakalah ia, celakalah ia,” (HR. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan al-Hakim dari Mu’awiyah bin Haidah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah menyatakannya hasan dalam Shahih al-Jami’).
2. Tidak Tertawa Berlebihan
Rasulullah bersabda:
“Janganlah engkau sering tertawa, karena sering tertawa akan mematikan hati,” (Shahih Sunan Ibnu Majah no. 3400).
Al Imam Nawawi rahimahullah menerangkan,
“Ketahuilah, bercanda yang dilarang adalah yang mengandung bentuk melampaui batas dan dilakukan secara terus-menerus. Sebab, hal ini bisa menimbulkan tawa (yang berlebihan), kerasnya hati, melalaikan dari mengingat Allah Subhanahu wata’ala dan memikirkan hal-hal penting dalam agama. Bahkan, seringnya berujung pada menyakiti orang, menimbulkan kedengkian, dan menjatuhkan kewibawaan. Adapun candaan yang jauh dari ini semua, dibolehkan, seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu, namun tidak terlalu sering. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melakukannya untuk sebuah maslahat, yaitu menyenangkan dan menenteramkan hati orang yang diajak bicara. Yang seperti ini sunnah,” (Syarah ath-Thibi rahimahullah terhadap al-Misykat 10/3140).
3. Tidak Boleh Menakut-nakuti
Fungsi dari candaan adalah untuk meringankan sesuatu yang berat. Misalnya untuk menghibur teman yang sedang dirundung masalah ataupun sesuatu yang lain. Tentu menakut-nakuti merupakan sesuatu yang bertolak belakang dengan fungsi tersebut.
4. Tidak Bercanda Dengan Ayat-ayat Al-Quran
Tidak diperkenankan seseorang bermain-main dengan ayat-ayat Al-Quran. Sehingga mengakibatkan bisa merendahkan ayat-ayat suci Al-Quran yang mulia.
Sedangkan ayat-ayat Al-Quran adalah firman Allah. Lalu bagaimana apabila mempermainkan firman-firman Allah? maka sama saja dengan mempermainkan yang pencipta alam semesta ini.
5. Tidak Mengolok-olok Lewat Candaan
Cukuplah satu firman Allah dalam Al-Quran ini sebagai dalil larangan mengolok-olok walaupun lewat candaan sehingga mengakibatkan adanya permusuhan dan pertengkaran antar sesama.
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita lain, boleh jadi wanita-wanita (yang diolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah beriman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim,” (QS. Al-Hujarat : 11).
Sumber:Islamidia