“ALHAMDULILLAH tiba di Palestina dengan selamat dan lancar, Bang Onim.” Demikian sebuah pesan diterima redaksi islampos dari Bang Onim.
Tanggal 11 Agustus 2020, pintu Rafah dikabarkan dibuka. Pada pukul 03.00 dini hari waktu setempat, Bang Onim dan keluarga menuju perbatasan Rafah untuk memasuki Jalur Gaza.
Perjalanan penuh rintangan, proses pemeriksaan yang rumit dan nyawa yang menjadi taruhan perjuangan memasuki Jalur Gaza.
Memasuki wilayah Sinai Utara yang merupakan wilayah sensitif haruslah memiliki keberanian dan nyali tersendiri. Wilayah ini sewaktu-waktu dapat menjadi sasaran bom atau aksi tembak menembak yang mungkin saja terjadi antara kelompok-kelompok bersenjata yang berasal dari kalangan radikalis menurut kacamata otoritas Mesir.
BACA JUGA:Â Kubah Dome of Rock Bercahaya, Bang Onim: Seperti Inikah Saat Terjadi Isra Mi’raj
Tidak bisa dipungkri, di wilayah inilah hampir setiap tahun, puluhan tentara Mesir yang menjaga perbatasan menjadi korban serangan teroris.
Karena itulah, proses evakuasi masyarakat sipil dari wilayah Rafah sampai Ismailiyah ataupun sebaliknnya mendapat pengawalan ketat dari militer Mesir.
Setelah menempuh perjalanan seharian penuh yang juga mengharuskan Bang Onim dan keluarga menyeberang terusan Suez dengan kapal penyebarangan, Bang Onim dan keluarga masih juga diharuskan untuk ekstra bersabar sesampainya di perbatasan Rafah dengang proses pemeriksaan dokumen yang rumit.
Bukan tidak mungkin, seseorang yang sudah melewati belasan cek poin sejak dari kota Kairo untuk memasuki Gaza, sewaktu-waktu dapat diminta kembali ke Kairo tanpa penjelasan yang rinci. Karena keputusan apapun yang keluar dari otoritas perbatasan Rafah yang dikelola oleh pihak Mesir sifatnya tidak bisa diganggu gugat.
Situasi menuju perbatasan Rafah sungguh sangat memprihatinkan, Bang Onim harus berjibaku di tengah ratusan orang yang harus diperiksa satu persatu. Pintu perbatasan Rafah yang hanya dibuka beberapa kali setiap bulan itu, mengakibatkan penumpukkan ratusan orang, baik mereka yang akan masuk maupun keluar dari Gaza.
Berkat koordinasi dan komunikasi yang dijalin dengan baik oleh tim Bang Onim di Jalur Gaza dengan otoritas di perbatasan, perjalanan Bang Onim memasuki Jalur Gaza dapat berlangsung dengan lancar hingga berhasil melewati perbatasan Rafah di Mesir, untuk proses selanjutnya menuju perbatasan Rafah di Gaza.
Karantina Kesehatan
Sesuai protokol kesehatan, Bang Onim dan keluarga harus menjalani karantina selama 15 hari. Hal ini sesuai dengan aturan yang diberlakukan bagi semua pendatang baik warga Gaza maupun warga negara asing yang baru memasuki wilayah Jalur Gaza.
Sungguh perjuangan menuju Gaza tidaklah mudah. Mulai dari pengurusan visa di Jakarta yang memakan waktu berbulan-bulan, hingga proses izin yang harus didapat terlebih dahulu dari otoritas keamanan dalam negeri Mesir.
BACA JUGA: Syair Kerinduan Imam Syafi’i kepada Tanah Gaza
Namun bagi Bang Onim, inilah hakikat perjuangan dan misi kemanusiaan yang harus dilanjutkan. Apalagi saat ini NPC, lembaga yang didirikannya semakin hari semakin dibutuhkan perannya untuk menyalurkan amanah kemanusiaan dari umat di tanah air.
Melalui pesan singkat, Bang Onim menyampaikan rasa syukur dan terima kasih banyak atas partisipasi semua pihak demi kelancaran proses kembalinya ia dan keluarga ke Jalur Gaza setelah beberapa bulan tertahan di tanah air karena pandemi Covid-19.
Diketahui keberadaan Bang Onim di Gaza, Palestina guna mengawal langsung program-program unggulan NPC, diantaranya Program Orang Tua Asuh, Program TK Gratis untuk anak-anak Yatim dan distribusi ari bersih.
Meski Tanpa Kendala Administratif Menuju Gaza, Dentungan Bom Juga Menghiasi Perjalanan Bang Onim
Bang Onim beserta Istri dan ketiga anaknya memulai perjalanan kembali untuk memasuki Jalur Gaza dari Nasr City, Kairo menuju pintu Rafah di mulai pada pukul 02:00 dini hari waktu Kairo.
Perjalanan Bang Onim dan keluarganya terlebih dahulu harus melewati Al-Ma’adiyah, jembatan penyeberangan di wilayah Ismailiyah. Perjalanannya dari Kairo menuju Al-Ma’adiyah membutuhkan waktu sekitar 6 jam, hal ini karena Bang Onim dan rombongan harus melewati cek poin pertama masuk pelabuhan untuk penyeberangan. Semua barang-barang Bang Onim diperiksa secara ketat oleh pihak militer Mesir.
Setelah diperiksa, kendaraan yang ditumpangi Bang Onim langsung menuju pelabuhan penyeberangan di Al-Ma’adiyah.
Sampai di Al-Ma’adiyah Bang Onim menunggu sekitar kurang lebih 20 menit kemudian berpindah menaiki kapal ferry penyeberangan. Proses penyeberangan hanya membutuhkan waktu sekitar 8 menit.
Atas izin Allah, Swt., perjalanan Bang Onim tidak mengalami kendala administratif yang berarti, karena sebelumnya pihak Bang Onim dan tim sudah terlebih dahulu melakukan komunikasi dan koordinasi dengan otoritas Mesir. Perjalanan Bang Onim dan keluarga mendapat surat izin resmi dari Kementerian Luar Negeri Mesir dan sudah dikoordinasikan oleh pihak berwenang di masing-masing cek poin.
BACA JUGA:Â Setelah 5 Bulan Belajar Online, Ratusan Ribu Siswa di Gaza Kembali Bersekolah
Meski tanpa kendala administratif hingga Bang Onim dan rombongannya sampai ke kota Al-‘Arisy. Setelah proses pemeriksaan kembali, barang-barang Bang Onim kembali di masukkan ke dalam mobil. Pada saat mobil Bang Onim melewati wilayah Syeikh Zuwaid di Kota Al-‘Arisy, terdengar secara tiba-tiba dentungan bom yang keras di tengah kota. Hingga sopir Bang Onim bersembunyi di bawah setir mobil dan membuat anak-anak serta keluarga Bang Onim terkejut.
Sesampainya di Gaza, Bang Onim dan keluarga megikuti protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah Gaza.
Bang Onim secara pribadi dan kelembangaan, mengucapkan terima kasih kepada otoritas Mesir yang telah memberikan bantuan secara administratif dan keamanan kepada pihaknya, hingga dapat kembali memasuki Jalur Gaza dengan selamat.
Selain itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada otoritas Gaza yang telah menyambut kedatangannya dengan hangat. []
Nusantara Palestine Center