SETIAP orang pasti menginginkan berada pada akhir kehidupan yang baik (husnul khatimah), bukan pada yang buruk (su’ul khatimah). Namun sudah sering kita saksikan ada beberapa orang yang mati dengan sangat tragis, sangat mengerikan yang mungkin kita belum pernah melihat sebelumnya. Su’ul khatimah inilah yang patut kita waspadai dan berusaha untuk tidak berada di ujung kehidupan semacam itu.
Shiddiq hasan Khan pernah menceritakan tentang kondisi suul khatimah, “Suul khatimah memiliki sebab-sebab yang harus selalu diwaspadai oleh setiap mukmin.” (Yaqdzah Ulil I’tibar, 211)
BACA JUGA: Meski Semua Manusia Pasti Mati, Namun Tak Ada yang Senantiasa Mengingat Kematian
Kemudian beliau menyebutkan empat sebab suul khatimah yang dimaksud sebagai berikut:
Akidah yang rusak
Tak ada artinya jika telah memiliki sifat zuhud, kualitas keshalihan yang tinggi, namun akidahnya rusak. Jika seseorang memiliki akidah yang rusak dan ia meyakininya, bahkan sama sekali tidak menyangka telah berada dalam kekeliruan akidah, maka semua itu akan tersingkap saat sakaratul maut.
Jika seseorang wafat dalam kondisi seperti ini sebelum ia kembali pada iman yang benar, maka ia akan mendapatkan suul khatimah dan wafat dalam kondisi tanpa iman.
Iman lemah
Iman yang lemah dapat melemahkan cinta kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan terus menguatkan cinta kepada dunia dalam hatinya. Lemahnya iman dapat menjajah dan mendominasi dirinya sehingga tidak tersisa dalam hatinya tempat untuk cinta kepada Allah ‘Azza wa Jalla kecuali hanya sedikit bisikan jiwa.
Akibatnya, ia akan terperosok ke dalam lembah nafsu syahwat dan maksiat. Noda hitam yang ada di hatinya akan terus menumpuk dan akhirnya memadamkan cahaya iman yang sudah terlanjur lemah dalam hatinya.
Dalam kondisi seperti itu, jika sakaratul maut datang, ia akan selalu dibayangi rasa khawatir dalam dirinya bahwa Allah ‘Azza wa Jalla murka dan tidak cinta kepadanya. Cinta Allah ‘Azza wa Jalla yang sudah lemah itu berbalik menjadi benci. Akhirnya, bila ia mati dalam kondisi iman lemah, dia akan mendapatkan suul khatimah dan sengsara selamanya.
Banyak maksiat
Orang yang sering melakukan maksiat, maka kemaksiatan itu akan terus menumpuk dalam hatinya. Semua yang pernah dikumpulkan manusia sepanjang umur kehidupannya, maka memori itu akan muncul dan terulang saat ia mati.
Jika seseorang cenderung kepada ketaatan dan hal-hal yang baik, maka yang paling banyak hadir pada saat ia sakaratul maut adalah memori ketaatan.
Sebaliknya, jika kecenderungannya pada maksiat lebih dominan, maka yang paling banyak hadir saat sakaratul maut adalah memori maksiat.
BACA JUGA: Diazab karena Ratapan Tangisan atas Kematiannya
Bahkan, bisa jadi pada saat maut menjelang dan ia belum taubat, syahwat dan maksiat menguasainya hingga hatinya terikat padanya. Dan akhirnya, dua hal itu menjadi penghalang antara dia dan Rabbnya, serta menjadi penyebab kesengsaraan di akhir hayat.
Tidak istiqamah
Orang yang semula istiqamah dalam kebaikan, lalu berubah dan menyimpang jauh menuju keburukan, ini bisa menjadi penyebab Suul khatimah.
Sebagaimana iblis yang pada mulanya adalah pemimpin malaikat plus malaikat yang paling giat beribadah, namun kemudian saat ia diperintah untuk sujud kepada Adam, ia membangkang dan menyombongkan diri. Sehingga ia tergolong makhluk yang kafir.
Juga sebagaimana Bal’am Ibnu Ba’ura yang telah sampai kepadanya ayat-ayat Allah ‘Azza wa Jalla. Lalu Allah ‘Azza wa Jalla menurunkannya ke dunia. Ia menuruti hawa nafsunya dan termasuk orang-orang yang sesat.
Keluarnya seseorang dari jalan istiqamah dalam ketaatan harus segera disadarkan dan diluruskan. Agar ia tidak termasuk golongan orang yang mendapatkan Suul khatimah saat sakaratul maut. []
SUMBER: MUSLIM | DAKWAH.ID