PERNAHKAH kamu mendengar cerita Bilal bin Rabah?
Bilal bin Rabah merupakan sosok yang terkenal akan kulit hitamnya dan juga pengembala unta milik tuannya yakni Umayyah bin Khalaf. Dia selalu di beri dua genggam kurma hasil dari menggembalanya. Kala itu bilal belum memeluk agama islam, masih menyembah berhala.
Namun pada suatu hari Bilal mendengar pembicaraan Umayyah dengan tamunya yang menceritakan tentang ajaran baru yang di bawakan Nabi Muhammad yaitu Islam. Bilal belum pernah bertemu dengan Muhammad tapi ia mengenal sosoknya yang baik dan jujur, tak lama Bilal merasa tertarik dengan agama Islam.
Kemudian Bilal meminta kepada Abu Bakar untuk mengantarnya menemui Nabi Muhammad. Dengan sungguh Bilal ingin menyatakan agama Islam (keislamannya) di hadapan Rasulallah SAW. Umayyah marah karena mengetahui budaknya masuk Islam, di situlah Bilal selalu mendapatkan siksaan agar kembali menyembah berhala.
BACA JUGA: Hai Bilal, Cepatlah Datang Temui Rasulullah!
Namun ia teguh dengan pendiriannya, sampai tiba di satu waktu Abu Bakar melihat Umayyah menyiksa Bilal dan minta untuk membebaskannya. Umayyah Pun menyetujinya dengan syarat membayar tebusan. Di bayarlah tebusan tersebut oleh Abu Bakar Untuk memerdekakan Bilal.
Kemanapun Rasulullah pergi Bilal selalu ikut serta sekalipun saat peperangan selalu menemaninya. Pada suatu hari munculah masalah tentang kewajiban shalat pada kaum muslimin dan bagaimana cara mengetahui waktunya telah tiba dan berkumpul di tempat Shalat.
Pada saat itulah Rasulallah dan para sahabat merundingkannya, berbagai sanggahan pun di lontarkan, ada yang mengusulkan dengan terompet, bel, lonceng dan sebagainya. Namun Rasul tidak setuju karena orang yahudi dan nasrani pun menggunakan metode yang sama.
Tak lama kemudian ada seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Zaid menemui Rasullah SAW untuk menceritakan mimpinya bahwa ia bertemu dengan laki-laki memakai dua helai kain hijau sambil membawa bel.
Dan di mimpi itu Abdullah bermaksud untuk membeli belnya.
BACA JUGA: Bilal Berkata: Aku Bersedia Berjaga sampai Subuh Untukmu Wahai Rasulullah
“Untuk apa bel tersebut?” laki-laki itu bertanya.
Abdullah menjawab, “Untuk memanggil orang-orang agar melaksanakan shalat.”
Kemudian laki-laki itu pun menawarkan panggilan lebih baik yaitu adzan dan untuk mendirikan shalat yakni iqomah. Kedua tawaran itu ia lafadzkan kalimat-kalimatnya yang sampai saat ini selalu di kumandangkan di setiap masjid.
Rasulallah pun memerintahkan kepada Abdullah menemui Bilal untuk mengajarkannya Adzan karena suaranya lebih lantang daripada suara Abdullah. Lalu Abdullah pun pergi untuk mengajarkan Bilal, dan saat itulah orang yang pertama kali mengumandangkan Adzan di kota Madinah ialah Bilal bin Rabah. []
REDAKTUR: AINUN AYU N.
SUMBER: 60 KISAH SERU SAHABAT RASUL/UMMU AKBAR/MIZAN/2007