MESKI menjadi negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia belum memiliki hotel kelas bintang lima ke atas yang berani mem-brand sebagai muslim friendly destination atau ramah muslim. Persoalan ini dinilai menjadi salah satu unsur penting dalam mengembangkan perekonomian.
Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar mengatakan Indonesia memang sudah memiliki hotel muslim friendly destination, tapi kelasnya belum cukup. Bila dibandingkan dengan sejumlah negara, Indonesia masih belum sebanding.
BACA JUGA: Hotel Halal Pertama Thailand Resmi Dibuka
Sebut saja di Antalya, Turki, di sana berani menyatakan muslim friendly destination. Di Antalya terdapat destinasi-destinasi seperti Wome Duluxe dengan harga per malamnya 447 dolar AS, Adenya Resort Hotel seharga 107 dolar AS per malam, Grand Alica Resort Hotel 147 dolar AS permalam, lalu Villa Eclipse biaya per malam 347 dolar AS, dan Villa Asma 366 dolar AS per malam.
“Ini juga di Paris, Prancis, ada yang disebut hotel service ready by request. Jadi dia pintar, daripada semua dihalalkan, lebih baik by request saja. Kalau ke hotel ini, biayanya hanya 1.500 euro per malam, tapi by request, apa saja yang ada di sana disesuaikan dengan kebutuhan muslim,” kata Sapta, Kamis (13/8/2020).
Hotel itu adalah Hotel Barriere Le Fouquet. Fasilitas yang diberikan antara lain, makanan sesuai permintaan, Alquran disediakan sesuai permintaan, sajadah disiapkan sesuai permintaan, serta minibar non-alkohol sesuai permintaan.
BACA JUGA: 4 Rekomendasi Hotel Syariah di Turki
Hal serupa juga terjadi di Inggris, tepatnya di Dorchester Hotel, London. Fasilitasnya ramah muslim yang diberikan d iantaranya makanan halal di China Tang Restaurant, fasilitas spa khusus perempuan, penunjuk arah shalat di dalam kamar, dan minibar non-alkohol sesuai permintaan.
Selain itu, negara tetangga, masih di kawasan Asia Tenggara, ada di Bangkok, Thailand. Negeri Gajah Putih ini sudah memiliki 17-20 hotel bintang lima yang menyatakan diri sebagai muslim friendly destination atau the leading halal hotel.
Sapta mengungkapkan, belum adanya pengusaha yang berani membangun hotel kelas atas ramah muslim menjadi penyebab kenapa Indonesia belum memilikinya. Padahal, menurutnya, tidak perlu takut, peluang unuk berkembang sangat besar. Untuk itu, penting untuk membangkitkan pengusaha agar dapat membangun hotel tersebut. []
SUMBER: SHARIANEWS