Hati perlu dibersihkan dari segala penyakit. Termasuk salah satunya dari penguasaan setan. Caranya ialah dengan membaca isti’adzah.
SETAN merupakan musuh yang nyata bagi manusia. Mereka memiliki tujuan untuk menjerumuskan manusia ke jalan kesesatan. Maka, mereka akan melakukan segala macam cara agar manusia ingkar terhadap Tuhannya.
Salah satu cara yang dilakukan oleh setan ialah dengan melalui hati manusia. Hati manusia harusnya terjaga dengan bersih dari segala penyakit. Maksudnya, ia harus bisa menjaga hatinya agar tetap berpegang teguh terhadap perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Ia juga harus mampu menjaga hatinya agar hanya selalu ada Allah di dalamnya.
BACA JUGA: Tempat Bermalam Setan
Inilah salah satu incaran setan. Mereka membuat hati manusia menjadi sakit. Mereka menguasai hati manusia. Hingga, kebersihan dari hati itu menghilang. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Setan adalah musuh manusia, dan cara membebaskan diri dari bisikannya adalah dengan apa yang telah disyariatkan Allah, yaitu membaca isti’adzah (a’uudzubillahi minasy syaithaanirrajiim). Nabi ﷺ bisa menggabungkan antara memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan jiwa dan memohon perlindungan dari kejahatan setan.
BACA JUGA: Goda Orang Shalat, Ini Pintu yang Dimasuki Setan
Nabi ﷺ pernah berkata kepada Abu Bakar, “Katakanlah, ‘Ya Allah, pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah (yang hendak diibadahi) selain Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan jiwaku, serta kejahatan setan dan juga seruan kesyirikannya, aku juga berlindung kepada-Mu dari mengerjakan kejelekan terhadap diriku atau menjerumuskan seorang muslim kepadanya.’ Ucapkan doa ini jika kamu berada di waktu pagi dan sore hari, serta jika engkau hendak beranjak tidur,” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud. Lihat: Shahih Tirmidzi [3/142]).
Memohon perlindungan kepada Allah, tawakal dan ikhlas juga dapat menolak penguasaan setan. []
Referensi: Doa, Dzikir dan Ruqyah dari Al-Quran dan As-Sunnah/Karya: DR. Said bin Ali bin Al-Qathani/Penerbit: Aqwam