PADA zaman sekarang masih banyak orang yang menasihati namun mengabaikan usaha tablignya. Dalam artian memberi pengertian kepada orang lain sedangkan diri sendiri telah di lalaikan, padahal meskipun penting memperbaiki orang lain lebih baik memperbaiki diri sendiri. Seperti halnya kita memberitahu untuk tidak berbuat salah tetapi kita malah melakukannya.
Ketika Rasulullah SAW pada malam Isra-mi’raj melihat ada sekelompok manusia yang bibirnya di gunting dengan gunting neraka, Rasul bertanya kepada jibril, “Siapakah mereka itu?” dan jawaban dari malaikat tersebut ialah, “Para mubaligh yang tidak mengamalkan apa yang mereka dakwahkan.”
BACA JUGA: Bahagia Bukan soal Uang …
Dengan begitu kita menyampaikan pesan (dakwah) lebih baik kepada diri sendiri setelah itu kepada orang lain, agar kita tidak menjadi bagian dari manusia yang lalai. Jangan sampai ilmu yang kita dapat baik untuk yang lainnya saja tetapi untuk pribadi pun harus bisa lebih bermanfaat,
Sebagaiamana Allah SWT berfirman yang artinya, “Mengapa kamu menyuruh kepada manusia kebaikan, sedang kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab. Maka tidakkah kamu berfikir?.” (QS: Al-Baqarah: 44).
BACA JUGA: Trik-trik Dakwah dan Bermuamalah di Masyarakat
Bisa kita maknai arti dari ayat tersebut, apabila kita membaca buku/kitab yang bertujuan untuk menambah keilmuan kemudian kita mendapatkannya alangkah baiknya berpikir terlebih dahulu. Resapi hingga masuk ke dalam hati, bermanfaat untuk sendiri setelah itu barulah sampaikan kepada orang lain tentang ilmu/kebaikan dan perintahlah mereka tentang hal itu (kebaikan). Sehingga kita akan terhindar dari kata melupakan diri sendiri.
Maka dari itu, apabila kita hendak berdakwah, tabligh, ceramah dan sebagainya, untuk memperbaiki diri terlebih dahulu baik secara lahir maupun batin, juga mengamalkan apa yang telah di sampaikan kepada orang lain. Bertabligh tanpa beramal? Tidak akan diterima oleh Allah SWT. []
REDAKTUR: AINUN AYU N. | EDITOR: ENENG SUSANTI
Sumber: Himpunan Fadhilah Amal/Maulana Muhammad Zakariyya Khundalawi/As-Shaff/1995