Oleh: Alexander Zulkarnaen
Ketua Deputi Humas IKADI SUMUT
Wakil Ketua Majelis Dakwah PW Al Washliyah SUMUT
alexanderz83@yahoo.com
MUHARRAM sebagai bulan yang mengawali tahun baru Islam 1442 H kali ini memiliki satu pekan istimewa yang mengandung amalan unggulan untuk memenuhi kebutuhan nutirisi jiwa (ruhiyah) kita. Amalan yang dimaksud adalah ibadah puasa sunnah yang dimulai hari ini, Kamis sampai dengan Kamis pekan depan, 27 Agustus – 3 September 2020, yang bertepatan dengan tanggal 8 s.d 15 Muharram 1442 H.
Ibadah puasa sunnah yang pertama adalah puasa sunnah Kamis. Yakni tanggal 27 Agustus 2020 (8 Muharram 1442 H). Puasa ini bagian dari puasa sunnah Senin Kamis yang lazim dilakukan umat Islam sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW dalam hadisnya, “Amalan diangkat pada hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai ketika amalanku di angkat aku dalam keadaan berpuasa.” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Rasulullah SAW tidak mensyaratkan bahwa harus dilakukan pada Senin dan Kamis dan tidak boleh melewatkan salah satu hari tersebut, akan tetapi Senin adalah amalan tersendiri dan Kamis pun demikian, karena beliau mengatakan bahwa (pahala) amalan di angkat pada hari Senin dan Kamis.
BACA JUGA: Gas Pol Pekan Shaum Sunnah!
Selanjutnya puasa sunnah yang kedua adalah puasa sunnah adalah puasa Sunnah Tasu’a pada Jumat, 28 Agustus 2020 (9 Muharram 1442 H). Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin – rahimahullah Ta’ala – berkata, selayaknya seorang berpuasa ‘Asyura (10 Muharram) disertai dengan Tasu’a (9 Muharram). Hal ini karena Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila (usia) ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada yang kesembilan.” (HR. Muslim).
Puasa sunnah yang ketiga yang merupakan puncak puasa Sunnah di bulan Muharram adalah puasa sunnah Asyura. Jatuh pada hari Sabtu, 29 Agustus 2020 (10 Muharram 1442H). Dari Ibnu Abbas ra, ” Bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya”. (Muttafaqun ‘Alaihi). Berkaitan dengan fadhilah (keutamaan) puasa Asyura, Abu Qatadah ra, meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim).
Puasa sunnah yang Keempat adalah puasa sunnah ba’da Asyura, yakni puasa sunnah pada tanggal 11 Muharram. Bertepatan dengan hari Ahad, 30 Agustus 2020. Puasa ini dilakukan untuk menyelisihi puasanya umat Yahudi.
Ketika Rasulullah SAW tinggal di Madinah, beliau melihat bahwa orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura, Beliau pun bertanya kepada mereka tentang hal tersebut. Maka orang-orang Yahudi tersebut menjawab, “Hari ini adalah hari dimana Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya, serta celakanya Fir’aun serta pengikutnya.
Maka dari itu kami berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah”. Rasulullah SAW berkata, “Kami lebih berhak terhadap Musa dari pada kalian.” Hadis yang menerangkan puasa sunnah ba’da Asyura ini adalah, ” Puasalah kalian hari Asyura dan selisihilah orang-orang yahudi padanya (maka) puasalah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya. (HR. Ahmad dan Al Baihaqy).
Puasa sunnah yang kelima adalah puasa sunnah Senin, 31 Agustus 2020 (12 Muharram 1442 H). Sama persis dengan keutamaan puasa Sunnah Kamis. Rasulullah SAW dalam hadisnya, “Amalan diangkat pada hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai ketika amalanku di angkat aku dalam keadaan berpuasa.” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
BACA JUGA: Niat Puasa Sunah di Bulan Muharram, Ini Niatnya
Puasa sunnah yang terakhir dalam pekan ini adalah puasa sunnah Ayyamul Bidh (13,14 dan 15 Muharram 1442 H), jatuh pada hari Selasa, Rabu dan Kamis. Umat Islam disunnahkan berpuasa dalam sebulan minimal tiga hari.
Dan yang lebih utama adalah melakukan puasa pada ayyamul bidh, yaitu pada hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah (Qomariyah). Puasa tersebut disebut ayyamul bidh (hari putih) karena pada malam-malam tersebut bersinar bulan purnama dengan sinar rembulannya yang putih. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Kekasihku (yaitu Rasulullah SAW) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati, berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan shalat Dhuha, dan mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari).
Keutamaan puasa sunnah ini sangat dahsyat dan akan merasakan kerugian besar jika tidak mengerjakannya. Dari Ibnu Milhan Al Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah SAW biasa memerintahkan kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud dan An Nasai).
Maka lengkaplah sudah selama sepekan untuk beramal dengan amalan unggulan penambah timbangan pahala sekaligus penggugur dosa. Semoga kita diberikan kemudahan untuk mengamalkannya dengan ikhlas. Aamiin. []