LAGI-lagi yang di bicarakan ialah perihal sabar, memang tiada batasnya. Hanya mengingatkan, jangan sampai berhenti bersabar. Setiap orang pasti memiliki perbedaan sesuai tempat tumbuhnya dan alam sekitar, ada yang lemah, ada yang kuat dan pertengahan. Semestinya kita mampu kuat dalam bersabar.
Rasulallah SAW bersabda yang artinya, “Sabar itu ada tiga tingkatan: sabar terhadap musibah, sabar dalam mentaati Allah SWT dan sabar dalam menjauhi maksiat.”
BACA JUGA: Sifat Sabar Rasulullah yang Tidak Terbayangkan
Jika kita maknai arti dari hadits tersebut, ada tiga tingkatan sabar yaitu:
1. Sabar dalam menghadapi musibah merupakan suatu kewajiban setiap muslim, apabila ia tidak bisa sabar berarti belum berhasil memiliki kesabaran, imannya masih lemah belum melekat sampai ke hati.
2. Sabar dalam mentaati Allah SWT. maksudnya bagaimana? Jadi, apakah diri kita sanggup mengenalkan terus kepada Allah dalam situasi dan kondisi apapun. Semisal, dikala sedang berada di atas (kaya), miskin, dihina, dipuji, dan sebagainya itu tidak ada rasa atau perbuatan yang bisa menggeser terhadap pendirian seorang mukmin dalam mentaati Allah SWT.
3. Yakni sabar dalam menjauhi maksiat, pertahanan diri untuk melawan nafsu ammarah itu harus penuh dengan kesabaran, jika tidak bisa amarah akan menguasai jiwamu. Lantas penting sekali untuk memantapkan kesabaran dengan ilmu dan kerja.
BACA JUGA: Sabar dan Syukur Atas Kuasa Allah yang Terjadi pada Kita
Ilmu yang kita pelajari mengenai bagaimana harus bersabar, melawan godaan-godaan syetan yang menyerang diri kita agar tidak sabar harus bisa sampai ke dalam hati. Bila ilmu sudah ada, tinggal ikhtiar kerja yang dilakukan, lawan segala godaan syetan dengan menghambat jalan-jalan datangnya.
Itulah penjelasan tentang tingkatan sabar, semoga kita sebagai umat muslim mampu bersabar sepenuh hati. Bukan mampu lagi melainkan wajib kita miliki di dalam diri. []
SUMBER: PILAR-PILAR TASAWUF/PROF. DR. YUNASRIL ALI, M.A./KALAM MULIA/2005