AMERIKA SERIKAT–Penemuan vaksin Covid-19 dianggap sebagai terobosan besar guna menyembuhkan dan membunuh virus Corona jenis baru yang kini menjadi pandemi. Banyak negara berlomba-lomba membuat vaksin Covid-19. Namun Cina dan Rusia tercatat sebagai menjadi negara terdepan dalam penelitian vaksin Covid-19. Kedua negara bahkan sudah melakukan uji klinis tahap tiga, yakni menyuntikkan vaksin ke manusia.
Vaksin dipandang penting untuk mengakhiri pandemi yang telah merenggut lebih dari 845.000 nyawa di seluruh dunia.
Namun, ilmuwan mengungkap bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan di Rusia dan Cina memiliki potensi kelemahan. Apa itu?
BACA JUGA: Begini Perasaan Ridwan Kamil Usai Disuntik Vaksin Covid-19
Dilansir VOA Indonesia, Selasa (1/9/2020), kedua vaksin tersebut rupanya berbasis pada virus flu biasa yang telah menjangkiti banyak orang, sehingga berpotensi membatasi kemanjurannya.
Vaksin buatan CanSino Biologics, yang disetujui untuk digunakan oleh militer di Cina, adalah bentuk modifikasi dari adenovirus tipe 5, atau Ad5.
Perusahaan itu sedang dalam pembicaraan untuk mendapatkan persetujuan darurat di beberapa negara sebelum menyelesaikan uji coba berskala besar, harian Wall Street Journal melaporkan pekan lalu.
Sementara itu vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow, yang disetujui di Rusia awal bulan ini meskipun pengujiannya terbatas, didasarkan pada Ad5 dan adenovirus kedua yang kurang umum.
Gamaleya mengatakan pendekatannya dengan menggunakan dua jenis virus akan mengatasi masalah kekebalan jika hanya menggunakan Ad5.
Kedua pengembang vaksin itu memiliki pengalaman bertahun-tahun dan telah mencipkan vaksin Ebola berdasarkan Ad5.
BACA JUGA: Cara Bedakan Vaksin Asli atau Palsu
Baik CanSino maupun Gamaleya tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Para peneliti telah bereksperimen dengan vaksin berbasis Ad5 untuk melawan berbagai infeksi selama beberapa dekade, tetapi tidak ada vaksin berbasis Ad5 yang digunakan secara luas.
Mereka menggunakan virus yang tidak berbahaya sebagai vector untuk mengangkut gen dari virus sasaran – dalam hal ini virus baru corona – ke dalam sel manusia, sehingga mendorong respons kekebalan untuk melawan virus yang sebenarnya. []
SUMBER: SUARA