PERNAH di suatu malam aku dihadang dua orang berperawakan tinggi besar yang hendak merampas motor yang sedang aku kendarai.
Salah seorangnya berhasil menjambakku sampai hampir terjengkang tapi beruntungnya aku tak sampai terjatuh dari motor.
Aku semampunya kabur dari orang-orang itu, setidaknya meminta pertolongan di keramaian orang.
Kemudian entah bagaimana ceritanya, kedua orang itu sudah lenyap begitu saja dari pandanganku.
Sesampainya di rumah, aku ceritakan pengalaman mengerikan itu kepada Bapak dan Ibuk. Seketika aku dapati jawaban bukan dari kata-kata mereka, melainkan dari ekspresi wajah keduanya saat saling bertatapan mata.
Bahwa ada yang tak beres!
Iya, sudah tiga bulan uang cicilan motor tidak dibayarkan.
BACA JUGA: HP yang Jatuh
Sebut saja menunggak.
Tak perlu detail aku jelaskan di sini bagaimana carut marutnya ekonomi keluarga kami saat itu.
Sehingga kepala jadi kaki, kaki menjelma kepala.
Meski aku sesungguhnya ingin lupa, tapi betapapun, keadaan itulah yang membuatku tetap ‘hidup’ hingga kini.
Allah Sungguh Maha Besar.
Jauh lebih besar daripada setiap ujian-Nya kepadaku.
Bila tak membuatku mati, pastilah cobaan demi cobaan itu diciptakan demi menjadikanku lebih kuat, lebih hebat.
Aku bersungguh-sungguh meyakininya.
Dalam rasa kecewa aku kembalikan motor itu kepada yang berhak, dan berjanji pada diri sendiri untuk membeli motor lain hanya dengan cara tunai!
Lalu berselang tiga bulan sesudahnya, setelah kemana-mana hanya mampu naik angkot atau meminjam motor tetangga, akhirnya aku bisa membeli motor, TUNAI!
Meski bekas orang, meski keluaran 2 tahun sebelumnya, tapi TUNAI!
Izinkan aku berbangga dengan pencapaian itu.
Karena bagiku, jangankan membeli motor, untuk jajan di kantin kampus saja saat itu aku harus berfikir berkali-kali.
Sungguh hal yang sangat jauh dari jangkauan.
Sungguh ajaib, tapi hal itu benar terjadi.
Kemudian, delapan tahun kemudian..
Aku punya keinginan mengganti motor dengan yang baru.
Bukan karena bosan, tapi semata-mata tentang kebutuhan.
Sekali lagi Allah mengizinkan.
Membayar lunas harga motor keluaran terbaru, bahkan sebelum secara resmi di rilis.
Dengan harga lebih tiga kali lipat daripada harga motorku yang lama, dengan tanpa menjualnya.
BACA JUGA: Arti Syukur lewat Bapak Penarik Becak
Pun sudah membeli lunas sebuah mobil pula sebelumnya.
Sungguh Allah maha jagoan membuat pecah tangisku.
Akan aku ceritakan ini suatu hari, kelak. Ujarku saat itu.
Dan hari ini adalah waktunya.
Semoga ada kebaikan yang mengubah cara pandang kita terhadap konsep rizki setelah membaca cerita ini.
Bahwa tidak salah kita punya mimpi.
Bahwa tiada berdosa bila kita mati-matian mengejarnya.
Karena bila bukan kita, ada banyak orang lain di luar sana yang bersedia. []