SEBUAH survei online dilakukan terhadap lebih dari 1.000 orang ibu. Ternyata sebagian besar perempuan mengaku sering marah kepada suami mereka, terutama setelah memiliki anak.
Ada yang marah beberapa kali dalam seminggu, ada pula yang marah hampir setiap hari.
Di rumah para ayah kerap bersantai-santai bermain gadget dan tidak mendengar rengekan anaknya yang ingin mengajak ditemani bermain. Para ibu kesal karena suami mereka tidak bisa melakukan beberapa pekerjaan sekaligus pada satu waktu seperti halnya yang dilakukan rata-rata perempuan.
BACA JUGA: 5 Tips agar Tak Kecewa saat Taaruf
Sebanyak 33 % ibu yang disurvei mengatakan, sumber kemarahan mereka adalah karena para suami kurang peduli pembagian tugas rumah tangga dan pengasuhan anak.
Kemarahan ini dirasakan paling besar terhadap ibu yang memiliki anak lebih dari dua orang.
30 % ibu mengeluhkan rutinitas hidup mereka berubah banyak setelah memiliki anak, namun hal itu tidak terjadi terhadap suami. Para suami tetap bisa melakukan hobi mereka, sementara ibu harus lebih banyak tinggal di rumah untuk mengasuh anak.
Tentu sangat banyak hal yang bisa memicu rasa jengkel serta kecewa suami terhadap istri, maupun istri terhadap suami.
Berbagai perbedaan karakter, perbedaan pendapat, perbedaan keinginan, tidak terpenuhinya harapan, menjadi faktor-faktor yang biasa memunculkan rasa jengkel, kecewa, marah terhadap pasangan.
Bahkan portal Metro Siantar mengungkap sebuah sidang perceraian, seorang istri yang menggugat cerai suami ke Pengadilan Agama karena jengkel sang suami hanya bisa berkata “iya” dan “siap” setiap kali diajak berbicara.
Untuk menghindari perasaan jengkel dan kecewa yang kontinyu, hendaknya anda bersama pasangan selalu memiliki waktu untuk bercengkerama berdua. Mengobrol, curhat, bercerita dari A sampai Z, untuk menjaga ketersambungan hati, pikiran dan perasaan.
BACA JUGA: Khadijah, Istri yang Tak Pernah Dikecewakan oleh Nabi
Jangan biarkan berbagai kekecewaan menumpuk tanpa ada kanal untuk menyalurkannya. Waktu untuk berduaan ini perlu dengan sengaja diciptakan agar tidak larut dalam rutinitas yang menjauhkan jarak antara suami dan istri. []