CHINA–Cendekiawan Muslim Amerika dan kelompok hak asasi manusia bergabung dalam seruan untuk memboikot film baru Disney, Mulan, yang difilmkan di Xinjiang, wilayah China barat tempat pemerintah menahan dan menindas jutaan Muslim Uighur.
“Film baru Disney, Mulan, sebagian difilmkan di Xinjiang, Cina. Di sinilah Muslim Uighur ditahan di kamp konsentrasi. Disney berterima kasih kepada pemerintah Xinjiang atas kredit film tersebut,” tulis Dewan Islam Amerika Utara di Facebook.
“ICNA CSJ menyerukan kepada publik untuk #BoycottMulan karena pelanggaran hak asasi manusia seharusnya tidak ditoleransi,” lanjutnya.
Seruan untuk memboikot film Mulan dimulai setahun yang lalu ketika bintang utama film tersebut Liu Yifei berbicara mendukung tindakan keras China terhadap pengunjuk rasa di Hong Kong.
BACA JUGA: Pertama Kalinya, Disney+ akan Rilis Film Bertema Idul Fitri
Protes terhadap film Mulai kini mencuat kembali setelah pihak Disney mengucapkan terima kasih kepada Komite Wilayah Otonomi Xinjiang Uighur, Partai Komunis China dan Biro Keamanan Publik di Turpan, sebuah kota di wilayah tersebut.
Sementara pihak pengkritik menilai, membuat film tentang pahlawan pejuang di distrik di mana sekitar satu juta Muslim Uighur menghadapi penindasan dan penganiayaan bukanlah keputusan yang bijaksana. Seperti diketahui, kedua badan yang disebut Disney dalam kredit film Mulan tersebut adalah pihak yang telah memfasilitasi penahanan lebih dari satu juta Muslim Uighur di kamp-kamp interniran di wilayah Xinjiang.
“Semakin banyak, harus melakukan percakapan dengan anak-anak tentang mengapa kami membatalkan langganan dan memboikot film tertentu yang seharusnya tidak bersalah. #BoycottMulan,”tulis Imam Omar Suleiman di Facebook.
Banyak yang menyebut Xinjiang China, rumah bagi banyak etnis minoritas, termasuk orang-orang Uighur Turki, sebagai Turkestan Timur.
BACA JUGA: Kisahkan Perjalanan Yusef Belikan Hadiah untuk Istri, Film Palestina Bakal Masuk Oscar
Selama bertahun-tahun, otoritas China telah memberlakukan pembatasan pada Muslim Uighur di wilayah barat laut Xinjiang. Menurut PBB, lebih dari satu juta orang Uighur dan sebagian besar etnis minoritas Muslim lainnya telah ditangkap di kamp-kamp.
Dalam laporan 117 halamannya, “‘Memberantas Virus Ideologis’: Kampanye Penindasan China terhadap Muslim Xinjiang,” Human Rights Watch menyajikan bukti baru penahanan, penyiksaan, dan penganiayaan massal oleh pemerintah China, dan kontrol yang semakin meluas dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah awalnya menyangkal keberadaan kamp-kamp itu, Tiongkok menggambarkannya sebagai sekolah kejuruan yang bertujuan untuk meredam daya tarik ekstremisme Islam. []
SUMBER: ABOUT ISLAM