SELAMA ini kita sering mengaku sebagai orang Islam, yakni orang yang telah berikrar untuk menjalankan setiap perintah dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Kita pun telah berjanji akan menjauhi segala perkara yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Melalui syahadatlah, secara tidak langsung kita berkomitmen akan hal itu.
Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwasanya banyak pula orang yang mengaku Islam, tapi belum mampu menyempurnakan ke-Islamannya. Masih dikatakan jauh dari kata sempurna dalam menjalankan segala apa yang menjadi kewajibannya. Akan tetapi, tidak semuanya seperti itu. Ada pula orang Islam yang memang bersungguh-sungguh memenuhi janjinya terhadap agamanya. Maka, dapat dikatakan bahwasanya orang Islam di muka bumi ini ada dua macam. Apa sajakah itu?
Islam Setengah-setengah
Yang pertama, yang menyatakan diri sebagai Islam adalah mereka yang –setelah mengaku beriman kepada Allah dan utusan-Nya- menerima Islam sebagai agama mereka, tetapi mereka memperlakukan agama mereka itu hanya sebagai suatu bagian dari keseluruhan hidup mereka.
Dari satu segi, pada diri mereka tampak pernyataan hubungan dengan Islam, banyaknya ibadah, pemakaian tasbih, shalat, dzikir, pelaksanaan kesucian dalam hal makanan dan sebagian hubungan-hubungan sosial, dan lain-lain hal yang pada umumnya biasa disebut sikap yang agamis.
BACA JUGA:Â Inilah 3 Kelompok Ahli Waris Menurut Syariat Islam
Tetapi di segi lain, sikap hidup seluruh mereka sama sekali tidak mencerminkan Islam dan tidak dihubungkan dengan Islam. Bila mereka mencintai seseorang atau sesuatu, cinta mereka itu adalah karena dorongan hawa nafsu mereka sendiri, atau demi tanah air dan bangsa, atau demi seseorang manusia. Bila mereka menyatakan permusuhan dan melakukan peperangan, maka hal itu mereka lakukan demi kepentingan pribadi dan duniawi.
Masalah bisnis, istri dan anak-anak, keluarga, masyarakat dan teman-teman sepekerjaan –semuanya ini sebagian besar mereka lepaskan dari ajaran-ajaran agama mereka dan mereka urus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan duniawi. Sebagai lurah, pedagang, presiden, tentara, pemegang suatu profesi tertentu- dalam semua bidang ini kedudukan mereka adalah bebas dan tidak berhubungan dengan kedudukan mereka sebagai orang-orang Islam.
Kemudian, orang-orang sperti ini biasanya akan berkumpul dan bersama-sama mendirikan lembaga-lembaga kebudayaan, pendidikan dan politik, yang karena didirikan oleh orang-orang Islam, mungkin sebagian akan terkena pengaruh sedemikian rupa oleh mereka atau dengan sesuatu cara dihubungkan dengan mereka, tetapi sebenarnya semua lembaga-lembaga seperti itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan Islam.
Islam Sepenuhnya
Macam orang Islam yang kedua adalah orang-orang yang meleburkan sepenuhnya kepribadian dan wujud mereka ke dalam Islam. Semua kedudukan yang mereka pegang terlebur ke dalam posisi mereka sebagai Muslim.
Peranan mereka sebagai ayah, anak, suami atau istri, bisnismen, pejabat pemerintahan, buruh, pegawai, atau profesional-profesional, akan mencerminkan watak seorang Muslim. Perasaan, keinginan-keinginan dan ideologi mereka, pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat mereka, kebencian dan kecenderungan-kecenderungan mereka, kesenangan dan ketidaksenangan mereka, pendekanya dari segala segi kepribadian dan wujud manusia mereka, tunduk dan terlebur ke dalam Islam.
BACA JUGA:Â Ini Dia Syarat-syarat Poligami dalam Islam
Islam sepenuhnya mempengaruhi hati dan pikiran mereka, mata dan telinga mereka, perut dan bagian-bagian seksual tubuh mereka, kaki dan tangan mereka –pendeknya seluruh jiwa dan raga mereka. Baik cinta atau pun benci mereka, tak lepas dari Islam.
Bila mereka berkelahi dan berperang, hal itu mereka lakukan semata-mata demi Islam. Bila mereka memberikan sesuatu kepada orang lain, itu adalah karena Islam menyuruh mereka berbuat demikian. Bila mereka tidak memberi sesuatu kepada seseorang itu pun karena Islam melarang mereka untuk memberikannya.
Sikap mereka yang demikian itu tidaklah terbatas pada individu-individu mereka saja, tapi juga berlaku dalam kehidupan bersama mereka, yang seluruhnya didasarkan pada prinsip Islam. Wujud keseluruhan mereka berkembang menjadi suatu masyarakat yang hanya berdasarkan Islam, dan seluruh tingkah laku kolektif mereka hanya didasarkan pada ajaran-ajaran Islam. []
Referensi: Dasar-dasar Islam/Karya: Abul A’la Maududi/Penerbit: Pustaka