PARA istri sangat mengharapkan sosok suami yang penuh pengertian. Suami yang memahami kondisi dirinya, suami yang mampu menerima istri apa adanya, suami yang memberikan dukungan yang diperlukan untuk kebaikan istri. Untuk menjadi suami yang penuh pengertian, diperlukan sejumlah ilmu dan ketrampilan. Ilmu untuk mengerti dan memahami kondisi istri, serta ketrampilan mengerti dan memahami istri.
Banyak kondisi dan situasi istri yang harus dipahami dengan baik oleh suami. Sejak dari hal yang sederhana dan sepele, misalnya, menyangkut waktu yang diperlukan oleh istri dalam urusan mandi, berdandan dan berpakaian. Laki-laki itu simpel dalam urusan seperti itu.
BACA JUGA: Suami Istri, Saling Menjagalah, Bukan Mencela
Bahkan banyak dijumpai laki-laki yang hanya menggunakan satu jenis sabun mandi untuk membersihkan seluruh bagian tubuhnya dari atas sampai bawah saat mereka mandi. Pada kaum perempuan, mereka memerlukan aneka jenis pembersih, untuk setiap bagian tubuh yang berbeda.
Saat berpakaian, kaum perempuan mengenakan lebih banyak jenis pakaian dibanding laki-laki. Apalagi bagi para muslimah yang hendak bepergian keluar rumah, dengan mengenakan pakaian muslimah lengkap. Kaum perempuan sangat perhatian terhadap kesesuaian warna pakaian yang dikenakan, sejak dari warna ‘atasan’, warna ‘bawahan’, warna kerudung, kaus kaki, sepatu dan tas. Belum lagi bros atau pin dan asesoris lain yang perlu dikenakan.
Masih ditambah dengan ‘make up’ untuk mempercantik diri, yang tidak bisa ditinggalkan. Ini menambah jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan persiapan saat akan bepergian. Suami begitu simpel dalam berpakaian. Sambil berjalan menuju motor atau mobil yang diparkir di depan rumah, mereka menyambar satu baju yang tergantung di kapstok.
Dengan cepat mengenakan dan mengancingkan baju sembari berjalan. Kaum perempuan tidak bisa melakukan tindakan seperti ini. Untuk itu, hendaknya para suami mengerti situasi ini agar tidak mudah memarahi istri ketika sering lambat dalam menyiapkan diri untuk bepergian.
Kaum perempuan juga mengalami siklus bulanan yang tidak dirasakan oleh laki-laki. Karena para suami tidak mengalami siklus rutin itu, maka seringkali mereka tidak bisa mengerti tentang situasai psikologis maupun fisik istri saat mendapatkan menstruasi.
Para suami harus mengerti dengan baik soal menstruasi sehingga bisa empati dengan kondisi istri. Dukungan suami bukan sekedar menyediakan pembalut untuk istri yang tengah menstruasi, namun lebih memberikan perhatian agar kejiwaannya menjadi stabil dan tenang.
BACA JUGA: Saat Istri Menangis
Hendaknya para suami memahami situasi istri saat mengalami menstruasi sehingga bisa memberikan dukungan yang memadai bagi istri. Suami harus bersikap lebih sabar saat istri menjelang menstruasi atau saat menstruasi, karena suasana kejiwaan istri lebih emosional dan sensitif.
Istri menjadi lebih mudah marah, lebih mudah menangis, lebih mudah tersinggung. Maka suami harus lebih maklum saat menghadapi istri yang tengah labil secara emosi, bahkan berusaha untuk menenangkan dan menguatkan kejiwaannya. Bantuan kecil suami saat istri tengah sibuk mengurus keperluan rumah tangga menjadi sangat bermakna. []
SUMBER: PAKCAH