SETIAP manusia pasti akan mengalami rasa sakit. Mulai dari sakit yang ringan, seperti batuk, filek, pusing dan lainnya, sampai dengan sakit yang dikenal begitu berat, seperti magh, struk, tipes dan lainnya. Mengapa sakit itu harus ada? Apakah ini takdir Allah?
Umat Islam, sepeninggal Rasulullah dan khalifah atau sahabat Rasulullah, terpecah menjadi beberapa aliran. Aliran tersebut terdiri dari kaum Khawarij, Syiah, Jabariyah, Qadariyah dan lain-lain. Mereka memiliki cara pandang yang berbeda. Merekalah yang memulai Islam menjadi lebih berwarna dengan berbagai perbedaan tersebut.
BACA JUGA: Saat Nabi Musa Sakit Gigi
Kembali pada masalah sakit, berdasarkan salah satu aliran tersebut, yakni Jabariyah berpendapat bahwa sakit itu merupakan takdir Allah SWT. Allah-lah yang menciptakan sakit pada manusia. Sedang manusia hanya dapat menerima takdir dari Allah tersebut.
Masalah penyembuhan pun Allah-lah yang menentukan. Ketika kita melangkahkan kaki untuk pergi berobat, di sanalah peran Allah yang paling berpengaruh. Allah-lah yang menggerakkan hati dan tubuh kita untuk mencari obat demi mengobati rasa sakit.
Lain halnya dengan pandangan kaum Qadariyah, yang menyatakan bahwa rasa sakit itu ada, akibat ulah manusia itu sendiri. Allah tidak mentakdirkan kita untuk sakit, melainkan kita sendiri yang tidak bisa menjaga kondisi tubuh yang baik. Jadi, jika kita tidak bisa mengatur keadaan tubuh dengan baik, baik dalam hal pola makan, beraktivitas atau pun istirahat, maka rasa sakit pasti akan kita terima.
Jika kita pergi untuk berobat pun itu atas kehendak hati kita sendiri. Allah hanya memberikan pilihan kepada kita, mau usaha untuk sembuh atau kah tidak. Jika, kita mengobati penyakit yang diderita maka kita akan sembuh, tapi jika tidak, tentu kita pun tidak akan sembuh. Jadi, kesembuhan juga atas kehendak kita, karena itu tergantung usaha kita dalam mengatasi rasa sakit itu.
BACA JUGA: Ini 3 Keutamaan Menjenguk Orang Sakit, Pahala Selangit
Lalu, manakah yang paling benar? Kembali lagi pada keyakinan diri kita masing-masing. Kita boleh berpendapat bahwa sakit itu merupakan takdir Allah, begitu pula sebaliknya, bahwa sakit bukanlah takdir Allah. Namun yang pasti, kita jangan sepelekan kekuatan doa.
Doa merupakan salah satu ikhtiar yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mendapat rahmat dan kasih sayang-Nya. Oleh karena itu, ketika kita sakit janganlah berputus asa. Bersabarlah dan yakin bahwa Allah tidak akan memberikan rasa sakit di luar kemampuan kita. Wallahu ‘alam. []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani
Disarikan dari Surya Hadi Dharma, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam DR KHEZ Muttaqien Purwakarta