JIWA adalah suatu dzat yang dapat terlihat wujud dan bentuknya. Ya, jiwa yang kini dimiliki manusia, merupakan satu-satunya tempat yang dijadikan tempat oleh ruh selama di dunia. Hingga suatu saat nanti keduanya akan terpisah. Bukan hanya itu, ternyata, jiwa kita ini terdiri dari beberapa macam. Apa sajakah itu?
Allah SWT memberitahukan bahwa jiwa ada tiga macam:
1. Jiwa ammarah bi as-su’, yakni jiwa yang cenderung pada kejahatan. “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku,” (QS. Yusuf: 53).
BACA JUGA: Suasana Jiwa Pemilik Himmah
2. Jiwa lawwamah, “Dan Aku brsumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri),” (QS. Qiyamah: 2).
3. Jiwa muthma’innah, “Hai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Lalu masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku,” (QS. Al-Fajr: 27-29).
Maksudnya bukan berarti bahwa tiap manusia punya tiga jiwa, tetapi ini adalah sifat atau keadaan bagi satu dzat. Jika hawa nafsu mengenai jiwa sehingga ia mengerjakan dosa dan maksiat, berarti ia adalah jiwa ammarah. Jiwa lawwamah adalah jiwa yang berdosa dan bertaubat.
Dinamakan lawwamah karena jiwa itu mencela pemilik jiwa bila berdosa, juga karena berubah-ubah antara melakukan kebaikan dan kejahatan. Jiwa muthma’innah adalah jiwa mencintai dan menginginkan kebaikan, dan membenci kejahatan dan dosa. Hal itu menjadi karakter dan kebiasannya. [Lihat Ibn Taimiyah, Risalah al-‘Aql wa ar-Ruh, dalam Majmu’at ar-Rasa’il al-Muniriyah, II, h. 41]
BACA JUGA: Adakah Ayat Alquran untuk Sembuhkan Penyakit Fisik dan Jiwa?
Penulis Syarh al-Aqidah ath-Thahawiyah, setelah menyebut tiga macam jiwa itu berkata, “Maksudnya adalah satu jiwa, tetapi memiliki banyak sifat. Pada dasarnya ia adalah jiwa ammarah. Lalu jika dihadang oleh iman, maka menjadi lawwamah karena melakukan dosa kemudian mencela dan menyalahkan pemiliki jiwa, serta ragu antara melakukan dan meninggalkan. Jika imannya kuat, jiwa itu menjadi muthma’innah.” []
Sumber: Ensiklopedia Kiamat/Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi