IMAM Ahmad meriwayatkan dari az-Zuhri, bahwa ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Sa’id bin al-Musayyab, ‘Urwah bin az-Zubair, ‘Alqamah bin Waqqash dan ‘Ubaidullah bin ‘Utbah bin Mas’ud dari hadits ‘Aisyah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika para penebar berita bohong melontarkan tuduhan terhadapnya lalu Allah menurunkan wahyu yang membebaskan dirinya dari tuduhan tersebut.
Setiap perawi telah meriwayatkan kepadaku bagian-bagian tertentu darinya, sebagian perawi lebih hafal daripada perawi lainnya dan lebih lengkap kisahnya. Aku telah menghafal hadits ini dari setiap perawi dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, riwayat-riwayat tersebut saling membenarkan satu sama lain.
Ketika tuduhan itu sudah merajalela, Rasulullah menyampaikan di atas mimbar, “Wahai kaum muslimin, siapa yang bersedia membelaku dari seseorang yang kudengar telah menyakiti keluargaku.
BACA JUGA: Belajar Husnudzan dari Kisah Ibunda Aisyah RA
“Demi Allah, aku hanya mengetahui yang baik-baik dari keluargaku. Orang-orang hanya menyebut satu nama yang aku hanya mengetahui kebaikan darinya. Ia pun tidak pernah masuk keluargaku, selain bersamaku.”
Sa’ad ibn Muadz (dari bani Abdul Asyhal) berdiri lalu berkata, ‘Aku wahai Rasulullah. Aku akan meminta kepastian padanya. Jika ia berasal dari suku Aus, aku aka menebas lehernya. Dan jika ia berasal dari saudara-saudara kami, suku Khazraj, silahkan kau perintahkan apa saja kepada kami, pasti akan kami laksanakan.’
Sa’ad bin Ubadah berdiri, ia adalah pemimpin Khazraj. Ia sebenarnya adalah orang yang baik, namun ia tersulut dan terpancing emosinya oleh fanatisme golongan.
Ia kemudian berkata kepada Sa’ad ibn Mu’adz, “Demi Allah, kau berdusta, kau tidak akan membunuhnya dan kau tidak akan mampu membunuhnya. Andai dia berasal dari golonganmu, tentu kau tidak akan mau jika dia dibunuh.”
Usaid ibn Hudhair –saudara sepupu Sa’ad– berkata kepada Sa’ad bin Ubadah, “Kau berdusta, demi Allah, kami tidak akan membunuhnya, kau ini munafik, membela orang-orang munafik.”
BACA JUGA: Aisyah binti Abu Bakar, Akademisi di Zaman Nabi
Adu mulut di antara suku Aus dan Khazraj pun tidak bisa dielakkan, hampir saja mereka berkelahi padahal Rasulullah masih di atas mimbar. Rasulullah pun menenangkan mereka hingga mereka semua diam.
Di hari itu, Aisyah terus menangis. Tangisan yang seakan membelah jiwanya. Tuduhan keji ditimpakan padanya, atas itu pula semua orang berseteru yang seakan karenanya. []
Sumber: Biografi 35 Shahabiyah Nabi/Karya: Syaikh Mahmud Al-Mishri/Penerbit: Ummul Qura/1437 H