MASYARAKAT sudah akrab dengan cerita roh gentayangan. Apalagi jika ada orang meninggal secara tidak wajar, masyarakat awam percaya bahwa rohnya masih bergentayangan dan menyebutnya sebagai “Arwah penasaran.” Belum lagi cerita tentang salah satu anggota keluarga yang kesurupan roh kerabatnya yang telah meninggal dunia, kemudian bertutur tentang nasibnya yang tidak tenang, disebabkan oleh keluarganya yang tidak pernah mempersembahkan sesajen kepadanya. Cerita tersebut sudah ‘mutawatir’ dan banyak terjadi di masyarakat.
Pertanyaannya ’adakah roh gentayangan dan benarkah roh orang yang telah meninggal bisa merasuki seseorang?’
BACA JUGA: Jin, Makhluk Apakah Dia?
Untuk menjawabnya, kita cermati firman Allah SWT berikut ini, yang artinya: ”(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya, Tuhanku! Kembalikanlah Aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak, sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja, dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al Mu’minûn: 99-100).
Ibnu Katsir rah dalam tafsirnya menjelaskan, ”Allah SWT menginformasikan keadaan orang kafir dan orang yang melalaikan perintah Allah ketika ajal mereka menjelang. Mereka memohon agar dikembalikan lagi ke dunia supaya memperbaiki amalan jeleknya ketika berada di dunia. Tetapi permintaan ini tidak dikabulkan oleh Allah. Mereka mengajukan permintaan ini kepada Allah ketika akan mati, hari kebangkitan, menghadap Allah dan ketika mereka terpanggang di api neraka.” (Tafsîr Al Qur’ânil ’Azhîm, 3/241).
Firman-Nya pula, artinya: ”Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), ‘Ya, Tuhan kami! Kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.'” (QS. As-Sajadah: 12).
Ibnu Katsir menjelaskan tafsir ayat ini, ”Allah mengabarkan keadaan orang-orang musyrik pada hari kiamat. Ketika mereka melihat hari kebangkitan dan berdiri di hadapan Allah SWT dalam keadaan nista dan hina dengan menundukkan pandangan lantaran malu, mereka mengatakan, ‘Kami sekarang mendengar perkataan-Mu dan taat kepada perintah-Mu, kembalikanlah kami ke dunia, kami akan mengerjakan amal shalih.” Namun Allah SWT menjawab, (artinya): ”Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk, akan tetapi telah tetaplah perkataan dari pada-Ku: “Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama.” Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini. Sesungguhnya kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan.” (QS. As-Sajadah: 13-14). (Lihat Tafsîr Al Qur’ânil ’Azhîm, 3/428).
Rasulullah SAW pun telah bersabda, ”Arwah mereka (para syuhada) berada di dalam burung hijau, memiliki pelita (sangkar) yang tergantung di ’arsy, terbang di dalam surga ke tempat yang dikehendaki, lalu kembali ke pelita lagi. Allah memperhatikan mereka dan berkata, ”Apakah kalian menginginkan sesuatu?” Mereka menjawab, ”Apalagi yang kami inginkan sedangkan kami bebas terbang ke mana saja?” Allah mengulangi pertanyaan-Nya sampai tiga kali. Ketika mereka menganggap bahwa mereka tidak akan berhenti ditanya (sampai mereka memberikan jawaban), mereka berkata, ”Wahai, Allah! Kami ingin agar Engkau mengembalikan arwah kami ke jasad kami sehingga kami dapat berjihad di jalan-Mu lagi. Tatkala Allah melihat bahwa mereka tidak ada permintaan lagi, mereka pun ditinggalkan.” (HR. Muslim no. 1887).
BACA JUGA: Cara Iblis Sesatkan Nabi Adam
Dalam hadits lain disebutkan, Rasulullah SAW berkata kepada Jabir, ”Maukah kamu jika aku kabarkan kepadamu apa yang dikatakan Allah kepada bapakmu?” (Allah bertanya kepada bapakmu) ”Wahai hamba, mintalah kepada-Ku, pasti Kuberi!” Sang hamba menjawab, ”Wahai, Allah! Hidupkanlah aku sehingga aku bisa terbunuh kedua kalinya karena Engkau.” Allah menjawab, ”Ketetapan-Ku sudah pasti bahwa mereka tidak dikembalikan ke dunia.” (HR. At-Tirmidzî, dihasankan oleh Al Albâni dalam Shahîh at-Tirmidî no. 3010).
Nah, dari beberapa dalil di atas bisa disimpulkan bahwa ketika roh telah tercabut dari jasad, maka tidak mungkin lagi kembali ke dunia, entah kepada keluarganya, dipanggil, atau pun reinkarnasi (penitisan kembali). Sekaligus bantahan kepada orang yang meyakini hal itu.
Semua itu tiada lain kecuali permainan setan dan jin yang mengelabuhi orang-orang yang tertipu, agar mereka terjatuh dalam dosa besar yakni kesyirikan. []
SUMBER: WAHDAH