RASULULLAH SAW telah menjadikan shalat adalah sarana dan sekaligus tujuan dalam pembersihan jiwa (tazkiyatun nufus) seorang muslim. Bila melihat kepada Shalat yang berupa dzikir, gerakan berdiri, ruku, sujud, dan duduk dengan disertai kekhusuan, didapatkan adanya upaya memusnahkan bibit-bibit kesombongan dan pembangkangan kepada Allah, di samping merupakan pengakuan terhadap rubbubiyah dan hak pengaturan.
BACA JUGA: Mengapa Wajah Orang yang Rajin Shalat Tahajjud Paling Bagus?
Pelaksanaan sholat secara sempurna juga akan dapat memusnahkan bibit-bibit ujub dan ghurur, bahkan semua bentuk kemungkaran dan kekejian. Seperti dijelaskan Allah Ta’ala dalam firmanNya :
إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ
“Sesungguhnya shalat dapat mencegah kekejian dan kemungkaran.” (QS. Al-Ankabut 45).
Pengaruh shalat dalam pensucian jiwa dan pembinaannya termasuk perkara yang sudah dijelaskan dalam al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Namun pengaruhnya akan terasa kuat apabila ditegakkan dengan sempurna, sebagaimana Rasulullah menegakkannya dan menjaganya. Tentunya disertai dengan semangat mengerjakan dan khusu’ dalam pelaksanaannya.
Oleh sebab itu Allah Ta’ala menyertakan shalat dalam pujian-Nya terhadap orang yang mensucikan jiwa, dalam firmanNya:
قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ وَذَكَرَ ٱسْمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan Dia ingat nama Tuhannya, lalu Dia shalat.” (QS al-A’laa : 14-15).
Dalam ayat yang mulia ini Allah Ta’ala mensyaratkan keberuntungan dengan pembersihan jiwa dan menjelaskan sarana pembersihan jiwa tersebut dengan dzikir dan sholat.
Demikian juga Allah Ta’ala memberikan sifat utama seorang mukmin yang beruntung di dunia dan akherat dengan memulai sifat menegakkan sholat dengan khusyu’ dan menutupnya dengan menjaga sholatnya. Seperti dalam firmanNya:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1)الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ 2وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3)وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4)وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5)إِلا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (6)فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (7)وَالَّذِينَ هُمْ لأمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8)وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (9)أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ (10)الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (11
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus, mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Mukminun : 1-11)
Demikian juga diantara pengaruh shalat dalam pembersihan jiwa adalah mencegahnya dari pewrbuatan mungkar dan keji, seperti dijelaskan Allah dalam firmanNya:
إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ
“Sesungguhnya shalat dapat mencegah kekejian dan kemungkaran.” (QS. Al-Ankabut 45).
Ini adalah tanda seorang telah menegakkan shalat dengan sempurna.
BACA JUGA: Inilah 15 Sunnah Hay’ah dalam Shalat
Lebih lagi bila melihat kepada beberapa ayat yang menyertakan shalat dengan kesabaran dalam membantu seorang muslim taat kepada Allah dan menjauhi maksiat, seperti dalam firmanNya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS al-baqarah: 153)
Lihatlah Rasulullah menjelaskan pengaruh shalat terhadap pembersihan Jiwa (tazkiyatun nufus) dan pensuciannya dari semua kotoran syahwat dan kemasiatan dengan perumpamaan sungai yang mengalir di pintu rumah seorang muslim yang digunakan olehnya untuk mandi lima kali dalam sehari semalam.
Shalat yang khusyu’ bukan saja menyucikan jiwa, bahkan akan membahagiakannya dan mengantarkannya menuju kesuksesan dunia dan akhirat. []
SUMBER: WAHDAH.OR.ID