WARISAN Islam di Amerika belum sepenuhnya terkuak. Spekulasi tentang penjelajah muslim sebelum Columbus, adanya migrasi budak Afrika, merupakan topik yang jarang diungkap dan belum dieksplorasi sepenuhnya. Padahal, itu bisa saja mendorong terkuaknya fakta-fakta baru tentang jejak Islam di Amerika.
Dikutip dari Ilmfeed, setidaknya ada 5 hal unik dan menarik terkait Islam di Amerika. Dua diantaranya sudah diuraikan dalam artikel berikut:
BACA JUGA: Banyak yang Belum Tahu, Ini 5 Hal Unik dan Menarik tentang Sejarah Islam di Amerika (1)
Berikut ini 3 dari 5 hal tersebut:
1 Sebagian Amerika Latin dirancang oleh Muslim
Alhambra ‘jatuh’ pada tahun 1492, dan pada saat itu terjadi, di kota, di bawah, di antara orang banyak yang menonton, hadir seorang penjelajah ambisius bernama Christopher Columbus. Beberapa minggu setelahnya, dia berada di Cordoba, bertemu dengan raja-raja Katolik untuk mendapatkan persetujuan kerajaan untuk berlayar melintasi Atlantik.
Ketika Columbus dan krunya tiba di Amerika, seni dan arsitektur Muslim masih populer, dan pengrajin Mudejar (Muslim) tetap sangat dicari. Menurut beberapa sarjana, termasuk mualaf Kanada dan penerjemah Alquran pertama di Amerika Utara yakni Dr Thomas B Irving, beberapa Mudejar dibawa ke Dunia Baru untuk membantu membangun kota-kota baru di Spanyol.
“Pada abad XVI dan XVII, banyak dari mereka (pekerja Muslim yang terampil) dikontrak untuk pergi ke koloni Spanyol di Hindia, seperti Meksiko, Peru Atas (Bolivia), Granada Baru (Kolombia), Guatemala dan Kuba. Di negara-negara ini, bangunan kolonial menunjukkan bukti yang jelas tentang dekorasi Mudejar pada pekerjaan ubin, panggangan, pertukangan, dll… ”
BACA JUGA: IslaminSpanish, Potret Muslim di Amerika Latin
Dr Irving mengutip pengaruh Muslim pada nama kota-kota awal seperti Recife di Brazil (dari bahasa Arab ar-Rasif berarti ‘dermaga’ atau ‘dermaga’) dan Guadalajara di Meksiko (dari ‘Wadi al-Hijara’ atau ‘ Stony River ‘).
Dia juga menunjukkan gaya bangunan sipil awal di kota-kota seperti Queretaro (Meksiko), Popayan dan Tunja (Kolombia) dan Quito (Ekuador), di mana teras dan halaman dalam memiliki arcade bergaya arab dan mirip dengan yang ada di Alhambra dan Moor lainnya seperti bangunan T ia Cloister dari “La Merced” di Lima, Peru dan Cloister dari University of San Carlos di Antigua, Guatemala misalnya.
Dr Irving juga menyoroti geometri Moor yang jelas ditemukan di langit-langit tua dari abad ke-17 di kota-kota seperti Tzintzuntzan Meksiko dan Tunja Kolombia.
2 Muslim Eropa membuka masjid ‘tertua’ di Amerika
Dalam sejarah, ada pribumi Eropa yang menjadi muslim. Mereka adalah Muslim Tatar dari wilayah Baltik Eropa yang memiliki sejarah sejak 618 tahun yang lalu.
Kisah mereka dimulai pada tahun 1398, ketika mereka dibawa dari Krimea oleh Adipati Agung Lituania, Vytautas Agung, untuk membantu mempertahankan kerajaannya dari orang-orang Kristen yang tidak toleran yakni Ksatria Teutonik.
Vytautas memberi penghargaan kepada Tatar atas bantuan ini dengan membiarkan mereka menetap secara permanen di bawah perlindungannya di daerah yang sekarang berada di beberapa bagian Lituania, Polandia dan Belarusia.
Beberapa keturunan komunitas Baltic Tatar itu pergi ke Amerika dan ke Brooklyn, New York City, pada pergantian abad ke-20. Di sana, tepatnya pada tahun 1931, mereka membeli sebuah gereja kecil yang sederhana dan membukanya sebagai masjid.
Saat ini, Masjid Muslim Brooklyn adalah masjid tertua yang masih ada di Amerika Utara dan tetap dalam perawatan Muslim Tatar yang dapat melacak nenek moyang mereka sampai ke komunitas Muslim Eropa kuno itu.
BACA JUGA: Jejak Islam yang Terlupakan di Amerika
3 Alquran mengilhami hukum Amerika tentang toleransi beragama
Bapak pendiri Amerika, Thomas Jefferson, memiliki Alquran terjemahannya sendiri. Dan, itu fakta.
Terjemahan awal dari buku paling suci Islam milik Jefferson ini mungkin adalah yang pertama ada di Amerika. Sekarang Alquran itu tersimpan di rak ‘Perpustakaan Jefferson’, di dalam Perpustakaan Kongres di Washington DC.
Di perpustakaan itulah Jefferson secara pribadi mengirimkan menawarkan untuk juga “mengatur dan memberi nomor pada semua buku yang ada di katalog.” Alqurannya, dia simpan di bagian hukum.
Bagi Presiden ketiga Amerika (juga orang yang menyusun Deklarasi Kemerdekaan), posisi hukum Alquran lah yang paling membuatnya terpesona. Inilah sebabnya mengapa beberapa analis mengklaim ‘Alquran’ yang dipesan Jefferson dari London sekitar tahun 1764 memengaruhi pandangannya tentang toleransi beragama sebelum menyusun RUU Kebebasan Beragama (disahkan 1786).
Jefferson mengingat dalam otobiografinya bahwa dia ingin RUU itu melampaui denominasi Kristen untuk memasukkan “dalam mantel perlindungannya, Yahudi dan non-Yahudi, Kristen dan Mahometan [Muslim], Hindu, dan kafir dari setiap denominasi.”
‘Alquran Jefferson’ adalah bukti fisik paling awal dan paling jelas yang masih kita miliki tentang budaya Islam yang berinteraksi dengan Amerika.
Namun, tak hanya sampai disitu. Jika benar-benar diamati, di Perpustakaan Kongres itu masih tersimpan rahasia lainnya yang menarik. Lihat lah, ada kubah bergaya Renaisans yang megah dan jauh di atas ruang baca yang indah, tampak petunjuk lebih lanjut yang mengisyaratkan peran Islam dalam perkembangan Amerika Serikat. []
SUMBER: ILMFEED