PALESTINA–Wakil Kepala Hamas Saleh al-Arouri dinyatakan positif Covid-19. Hal ini diumumkan kelompok Hamas Palestina dalam sebuah pernyataan di situs resminya.
“(Petinggi Hamas Saleh al-Arouri) telah mengambil semua langkah kesehatan yang diperlukan, dan dia akan tetap diisolasi sampai dinyatakan sembuh,” demikian pernyataan Hamas terkait apa terjadi pada al-Arouri, , sebagaimana dilansir dari Al Arabiya, Sabtu (3/10/2020).
Al-Arouri sendiri telah bertemu dengan pejabat Fatah, di Turki pada pekan lalu. Agustus lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan delegasi besar kepemimpinan Hamas, termasuk pemimpin kelompok Palestina Ismail Haniyeh dan al-Arouri. Keduanya merupakan orang paling dicari Amerika Serikat (AS) dan Israel.
BACA JUGA: Tegas Dukung Palestina, Turki Berani Undang Delegasi Hamas yang Paling Diincar AS
Sementara itu diketahui, kapasitas pengujian Covid-19 di Gaza sangat terbatas. Saat ini, lebih dari 1.000 kasus aktif telah terdeteksi serta sembilan orang meninggal dunia.
Pandemi Covid-19 telah menggerogoti sistem kesehatan di Gaza yang sebelumnya sudah buruk akibat blokade Israel. Virus Corona telah menyerang para petugas medis yang selama lebih dari satu dekade berada di garda depan untuk merawat korban luka akibat konflik dengan pasukan Israel.
Para tenaga medis bekerja dalam sistem kesehatan yang hancur karena blokade Israel dan perseteruan politik intra-Palestina. Hal ini menyebabkan petugas medis tidak mendapatkan gaji yang layak.
Para ahli telah memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 dapat menjadi bencana besar bagi sektor kesehatan Palestina yang sudah rapuh. Sedangkan, Kementerian Kesehatan Gaza menyerukan warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
BACA JUGA: Bertemu di Turki, Hamas dan Fatah Sepakat untuk Bersatu
Kementerian Kesehatan mengatakan setidaknya 68 pekerja medis telah terinfeksi virus corona. Salah satu petugas medis yang terinfeksi virus corona adalah Dr. Ahmed el-Rabii. Dia adalah dokter pertama yang didiagnosis terpapar virus corona dan sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit rujukan.
El-Rabii tidak menyangka bahwa dirinya akan menjadi pasien, setelah bertahun-tahun menjadi garda depan untuk merawat orang-orang Palestina yang terluka akibat bentrokan dengan pasukan Israel. Dia mengatakan ancaman virus corona lebih menakutkan daripada perang di Gaza.
“Selama pertempuran Anda hanya takut terkena pecahan peluru. Tetapi dengan virus ini, Anda dibayangi kekhawatiran karena tidak tahu dari mana virus itu akan menyerang, bisa dari pasien, kolega, atau menyentuh lift dan permukaan lainnya,” ujar el-Rabii. []
SUMBER: AL ARABIYA