PALESTINA–Ketua Dewan Tinggi Islam di al-Quds, Syaikh Ikrimah Sabri telah menegaskan bahwa apa yang terjadi di al-Quds selama dua minggu terakhir merupakan konspirasi besar yang menarget Masjid Al-Aqsha. Tujuannya untuk mengosongkan kota tersebut dari warga al-Quds dan menekan mereka.
Syekh Sabri menyatakan bahwa pada dua Jumat terakhir, Masjid al-Aqsha sepi karena adanya pembatasan secara sengaja terhadap warga al-Quds dalam larangan pada mereka untuk memasuki Al-Aqsha. Sementara itu kenyamanan dan perlindungan mutlak diberikan kepada para pemukim pendatang Yahudi selama serangan yang mereka lakukan secara berulang-ulang ke Masjid al-Aqsha.
BACA JUGA: Syekh Sabri Peringatkan Al-Aqsha Kini di Bawah Ancaman Israel
“Apa artinya meminta warga al-Quds yang Muslim untuk menunjukkan kartu identitasnya untuk masuk shalat di Al-Aqsha, sementara para pemukim pendatang Yahudi datang dari segala arah untuk melakukan ritual Talmud di Masjid al-Aqsha dengan perlindungan penuh dari otoritas pendudukan Israel?” Tanya Syekh Sabri, Ahad (4/10/2020).
“Kami perhatikan adanya diskriminasi brutal yang konspiratif dan menyakitkan, yang berarti bahwa penjajah Israel sama sekali tidak layak dengan cara apa pun untuk memaksakan kedaulatannya atas Kota Tua di al-Quds,” tambahnya.
Sabri menyatakan bahwa kelalaian yang disengaja dan tidak disengaja oleh dunia Arab dan Islam terhadap kota al-Quds telah mendorong penjajah Israel untuk mengambil tindakan lebih rasis terhadap warga al-Quds.
“Terlepas tindakan yang dilakukan penjajah Israel terhadap warga Al-Quds, kami belum menyaksikan adanya protes atau tekanan apapun terhadap penjajah Israel yang memaksanya mundur dari kebijakan agresifnya terhadap al-Quds dan Masjid Al-Aqsha,” kata Syekh Sabri.
Syekh Sabri menambahkan bahwa selama beberapa tahun terakhir, ia belum menyaksikan gerakan politik atau diplomatik oleh orang Arab atau Muslim dalam menanggapi apa yang diekspos Masjid Al-Aqsha.
BACA JUGA: Syekh Raed Sholah: Umat Segera Bebaskan Masjid Al Aqsha
Sejak beberapa hari yang lalu, kota al-Quds ditutup total dan berlanjut selama berminggu-minggu karena perayaan hari besar Yahudi dan penyebaran epidemi Corona.
Penjajah Israel menarget warga Al-Quds, khususnya mereka yang bersiaga di masjid al-Aqsha, melalui penangkapan, deportasi dan denda, dengan tujuan untuk mendeportasi warga al-Quds dari masjid dan menjadikannya sebagai tempat yang mudah untuk ambisi permukiman.
Di kota al-Quds mengalami peningkatan serangan kelompok pemukim Yahudi ke Masjid Al-Aqsha, dengan dalih perayaan hari besar Yahudi. []
SUMBER: PALINFO