PALESTINA–Tawanan Maher al-Akhras melanjutkan aksi mogok makan hari ke 72 berturut-turut. Langkah ini merupakan bentuk penolakan penahanan administratif zalim terhadap dirinya. Ia terus melanjutkan aksi mogok makan di tengah ancaman kondisi kesehatannya yang terus memburuk sampai dibebaskan atau meraih kesyahidan.
Menurut kepala forum peduli tawanan, Qadri Abu Bakar, Senin (5/10/2020), kondisi kesehatan tawanan Maher al-Akhras makin memburuk dari hari ke hari, dan menolak mengonsumsi suplemen, serta terus melanjutkan aksi mogok makan, sampai tuntutan pembebasannya dikabulkan segera.
BACA JUGA: 68 Hari Mogok Makan, Tahanan Palestina Mengaku Tak akan Berhenti Sampai Dibebaskan atau Mati
Qadri mengingatkan kondisi kesehatan Maher sangat berbahaya, di mana penjajah Israel terus mengabaikan tuntutannya, sementara Maher bersikukuh melanjutkan mogok makan, hal ini bisa menyebabkan kerusakan jantung, mata dan pendengarannya karena menolak konsumsi suplemen.
Sebelumnya pihak keluarga al-Akhras telah meminta bantuan untuk menyelamatkan kehidupannya sebelum terlambat, dimana al-Akhras hilang kesadaran dari waktu ke waktu, dan tidak bisa bergerak, dan terkadang tidak bisa mengenali orang yang ada di hadapannya.
Sejak awal mogok makan, al-Akhras beberapa kali dipindahkan, dalam upaya mengakhiri aksinya dan tidak melanjutkan mogok makan.
BACA JUGA: Akademisi Prancis Gelar Aksi Mogok Makan di Penjara Israel
Di awal aksi mogok makan, al-Akhras ditahan di penjara Hawara, kemudian dipindahkan ke sel penjara Ofer, lalu ke penjara Ramla dan terakhir ke rumah sakit Cavlan.
Dalam suratnya beberapa hari lalu dari tempat tidurnya di rumah sakit Cavlan, tawanan Maher al-Akhras mengatakan, hanya satu syarat yaitu pembebasan atau mati syahid, dan salah satu dari dua pilihan ini merupakan kemenangan bagi para tawanan. []
SUMBER: PALINFO