PADA suatu ketika, Abu Bakar ra. pernah datang kepada Rasulullah SAW. dan meminang Fatimah ra. untuk dijadian sebagai istrinya. Hal itu dijawab oleh Beliau SAW. dengan halus, “Wahai Abu Bakar, tunggulah ketetapan tentang Fatimah.”
Jawaban Rasulullah SAW. ini diceritakan oleh Abu Bakar ra. kepada Umar bin Khattab ra. Umar berkata, “Itu artinya beliau menolakmu, wahai Abu Bakar.”
Kemudian Abu Bakar ra. menyarankan kepada Umar ra, “Sekarang cobalah kamu yang menanyai Rasulullah SAW. untuk meminang Fatimah.”
Atas anjuran tersebut, maka Umar ra. pergi menjumpai Rasulullah SAW. dan meminta kepada Beliau SAW. untuk menikahkan Fatimah ra. dengannya. Pada kali itu pun Rasulullah SAW. menjawab, “Wahai Umar, Tunggulah ketetapan tentangnya.”
Setelah dijawab demikian, Umar ra. menemui Abu Bakar dan menceritakan hal ini kepadanya. “Berarti beliau juga telah menolakmu, wahai Umar,” kata Abu Bakar ra.
BACA JUGA: Kisah Mulia dari Fatimah Az Zahra
Selanjutnya keluarga Ali ra. telah menyarankan kepada Ali ra., “Mintalah kepada Rasulullah SAW. agar kamu dapat meminang Fatimah.”
Maka Ali ra. mendatangi Rasulullah SAW. untuk meminang Fatimah. Pinangan ini diterima oleh beliau dengan baik. Dan pada hari itu juga Rasulullah SAW menikahkannya dengan Fatimah ra. dengan mahar beberapa pakaian bekas dan kulit domba.
Dan ketika itu, perlengkapan pengantin wanitanya antara lain adalah tempat tidur dari dedaunan kurma, bantal kulit berisi jerami, bejana kulit kecil dan kantong air dari kulit. Untuk pernikahan itu, Ali ra. telah menjual seekor unta miliknya dan sebagian barang-barangnya, sehingga terkumpul 480 dirham.
Setelah terkumpul Rasulullah SAW. menyuruh Ali, “Belikaniah dua pertiga dari uang itu untuk wangi-wangian dan yang sepertiganya untuk barang-barang.”
Setelah menikahi Fatimah, maka Nabi SAW. berkata kepada Ali ra., “Carilah rumah.”
Maka Ali pun mencari sebuah rurnah untuk tempat tinggalnya bersama keluarga baru. Ia menemukan sebuah rumah yang agak jauh dari kediaman Rasulullah SAW.
Karena rasa sayang Rasulullah SAW. kepada Fatimah, beliau berkata kepada Fatimah, “Aku ingin kalian pindah agar berdekatan denganku.”
Fatimah menjawab, “Sebaiknya ayahanda, meminta kepada Haritsa bin Nu’man untuk pindah demi aku.”
Rasulullah SAW. menjawab, “Haritsa dulu pernah pindah demi kita, jadi aku enggan untuk memintanya kembali.”
Hal ini terdengar oleh Haritsa, sehingga ia datang menemui Rasulullah SAW. dan berkata, “Ya Rasulullah SAW, aku telah mendengar bahwa engkau ingin agar Fatirnah pindah ke dekat rumahmu. Rumah-rumahku adalah rumah Bani Najjar yang paling dekat ke rumahmu. Aku dan hartaku adalah untuk Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah, Ya Rasulullah SAW. aku lebih menyukai uang yang engkau ambil dariku daripada yang tinggal.”
BACA JUGA: Fatimah dan Ali bin Abi Thalib, Mereka yang Usahanya Dibalas dengan Baik
Rasulullah SAW. berkata, “Engkau telah berkata dengan sebenarnya, semoga Allah memberkatimu.”
Maka Rasulullah SAW. memindahkan Fatimah ke rumah Haritsa.
Ali dan Fatimah ra. adalah pasangan suami istri yang hidup dengan penuh kesederhanaan. Tempat tidur mereka terbuat dari kulit domba. jika mereka akan tidur, mereka harus membalikkan bulunya terlebih dahulu. Sedangkan bantainya terbuat dari kulit yang diisi jerami. Walaupun demikian, hari-hari mereka telah diisi dengan kebahagiaan. Pada suatu ketika, Fatimah berkata, “Demi Allah, aku telah menumbuk gandum sampai tanganku lecet.”
Maka Ali ra. menganjurkan kepada istrinya, agar menjumpai Rasulullah SAW. untuk meminta tawanan-tawanan perang sebagai pembantu di rumahnya.