MENURUT bahasa kata sahwi adalah lafazh-lafazh yang bermakna sama. Yaitu, lalainya hati dari perkara yang ma’lum (diketahui). Sujud sahwi dapat diartikan sebagai sujud yang dikerjakan di akhir maupun setelah selesai shalat dengan maksud untuk menutupi cacat dalam shalat karena ragu, lupa atau lalai dengan gerakan, bacaan maupun rukun-rukun dalam shalat serta sujud sahwi juga dilakukan adalah sebagai upaya penghinaan terhadap syaitan.
Rasulullah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalatnya, dan tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat, tiga ataukah empat rakaat maka buanglah keraguan, dan ambilah yang yakin. Kemudian sujudlah dua kali sebelum salam. Jika ternyata dia shalat lima rakaat, maka sujudnya telah menggenapkan shalatnya. Lalu jika ternyata shalatnya memang empat rakaat, maka sujudnya itu adalah sebagai penghinaan bagi setan.” (HR. Muslim no. 571).
BACA JUGA: Ini Dia Doa yang Dibaca ketika Sujud dalam Shalat
Terdapat dua cara dalam mengerjakan sujud sahwi, yaitu sujud sahwi yang dikerjakan di akhir shalat atau sebelum salam dan sujud sahwi yang dikerjakan setelah selesai shalat. Berikut rinciannya:
Sujud sahwi yang dikerjakan di akhir shalat atau sebelum salam, dengan sebab-sebab sebagai berikut:
1. Lebih (dalam melakukan rukun atau wajib) shalat, seperti kelebihan rakaat, ruku dan sujud. Kemudian ingat disaat melakukan kelebihan tersebut. Maka ia wajib mengulurkan perbuatan lebih tersebut dan sujud sahwi sebelum salam.
2. Lupa melakukan tahiyyat awal yaitu jika tidak ingat kecuali disaat telah berdiri secara sempurna, maka pada keadaan ini ia harus melanjutkan shalat nyata itu dan kembali duduk untuk tahiyyat, dan nanti sujud sahwi sebelum salam.
3. Adapun jika ia ingat sebelum sempurna berdiri, maka ia harus kembali dan duduk untuk tasyahhud (tahiyyat) dan menyempurnakan shalat dan sujud sahwi sebelum salam.
4. Dan hal yang harus diingat adalah, jika ia ingat saat kedua pahanya belum terangkat dari betisnya, maka ia harus kembali duduk, lalu bertasyahhud dan menyempurnakan (meneruskan) shalatnya tanpa sujud sahwi.
5. Ketinggalan rukun shalat: Jika ketinggalan salah satu rukun shalat selain takbiratul ihram karena lupa, maka jika sudah sampai pada gerakan itu di raka’at berikutnya, maka raka’at yang tertinggal salah satu rukunnya itu tidak dihitung, dan rakaat yang sesudahnya sebagai gantinya.
BACA JUGA: Bolehkah Memandang ke Tempat Sujud saat Tasyahud?
6. Dan jika belum sampai pada gerakan yang sama di raka’at berikutnya, maka ia wajib kembali ketempat rukun yang tertinggal lalu menunaikannya dan melanjutkan rukun sesudahnya. Dalam kedua hal ini wajib sujud sahwi sebelum salam.
7. Terjadi keraguan di dalam shalat, apakah shalatnya sempurna atau lebih rakaatnya atau kurang, tanpa ada kepastian (tarjih). Maka jika tidak ada kepastian dalam keraguannya, maka ia menetapkan yang telah diyakini, yaitu yang lebih sedikit (kurang raka’at), lalu menyempurnakannya, kemudian sujud sahwi, lalu salam.
Apabila seseorang baru ingat kekurangan jumlah dalam rukun shalat setelah mengucapkan salam, maka ia boleh melakukan sujud sahwi setelah salam kemudian sujud kembali. []