SAAT ini kita hidup tak lepas dari bantuan teknologi. Semakin canggihnya terknologi saat ini membuat hal-hal yang dulunya dikerjakan dengan waktu yang lama dan sulit, kini bisa diselesaikan dengan mudah dan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Mungkin kamu pernah nonton film pahlwan Marvel Iron Man, di mana sang tokoh Tony Stark hidup dengan sebuah asisten digital yang dilengkapi dengan aplikasi komputer bernama JARVIS (Just A Really Very Intellegent System). Aplikasi super canggih tersebut mampu memvisualkan gambar sederhana menjadi gambar dengan tampilan lima dimensi. Hanya dengan sentuhan tangan sang jagoan, berubahlah file-file digital menjadi real world, sehingga materi yang ada di dalamnya dapat dilihat dari segala arah seperti di dunia sungguhan.
Namun tahukah kamu kalau ternyata teknologi mutakhir tersebut pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW, yaitu ketika beliau diperjalankan di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (Isra’) lalu dinaikkah ke sidratul muntaha di langit ke tujuh (Mi’raj). Para ulama berbeda pendapat tentang waktu terjadinya Isra’ Mi’raj, karena tidak ada dalil rajih yang menunjukkan tanggal, bulan dan tahun keberapa peristiwa ini terjadi.
BACA JUGA: Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam (1)
Dari Ibnu Abbas RA, ia telah berkata: “Telah bersabda Rasulullah SAW: Ketika malam aku diisra’kan dan subuhnya aku telah sampai di Makkah, aku mengkhawatirkan urusanku, dan aku tahu bahwasannya manusia akan mendustakanku. Kemudian aku duduk bersedih hati.”
Ia Ibnu Abbas berkata: “Kemudian melintaslah musuh Allah, Abu Jahal. Dia datang sehingga duduk di dekat beliau, kemudian berkata kepada beliau: Kamu tampak sedih, apakah ada sesuatu?” Rasulullah SAW pun menjawab, “Sesungguhnya aku diisra’kan malam tadi.”
Dia berkata, “Ke mana?” Beliau menjawab, “ke Bait Al-Maqdis.” Dia berkata, “Kemudian engkau subuh sudah ada di hadapan kami (di Makkah ini)?” Beliau jawab, “Ya.” Ia berkata, “Namun dia tidak menampakkan sikap bahwa ia mendustakannya karena takut beliau tidak mau menceritakan hal itu lagi jika kaumnya dipanggilkannya.”
Dia berkata, “Tahukah engkau, jika engkau hendak menda’wahi kaummu, kau harus kisahi mereka apa yang barusan kau ceritakan padaku.” Rasulullah SAW pun menjawab, “Ya.” Kemudian dia berseru, “Kemarilah wahai penduduk Bani Ka’ab bin Lu’ai! Lalu mereka berkumpul kepadanya datang sampai duduk mengelilingi keduanya.”
Dia berkata, “Kisahi kaummu apa yang telah engkau kisahkan kepadaku.” Rasulullah SAW pun berkata, “Sesungguhnya malam tadi aku diisra’kan.” Mereka bertanya, “Ke mana?” Kujawab, “Ke Bait Al-Maqdis.” Mereka bertanya, “Kemudian subuh engkau berada di depan kami.” Beliau menjawab, “Ya.”
Ia (Ibnu Abbas) berkata: Maka ada yang bersorak dan ada yang meletakkan tangannya di atas kepala karena heran atas kebohongan itu (menurut mereka). Mereka berkata, “Dan apakah engkau dapat menyifatkan kepada kami masjid itu? Dan di antara penduduk ada yang pernah pergi ke negeri itu dan pernah melihat masjid itu.”
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Maka aku mulai menyebutkan ciri-cirinya dan tidaklah aku berhenti menyifatkan sehingga aku lupa beberapa cirinya.” Beliau bersabda, “Lantas didatangkan masjid sampai diletakkan tanpa kesamaran sehingga aku dapat melihat(nya). Maka aku menyifatkan dengan melihat hal itu.” Ia berkata, “Dan sampai ini, ada sifat yang tidak aku hafal.” Ia berkata: kemudian ada kaum yang berkata, “Adapun sifat tersebut, demi Allah, ia benar,” (HR. Ahmad (2680), disahkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah (VII:3021).
BACA JUGA: Beberapa Peristiwa Menakjubkan ketika Rasulullah Isra Miraj
Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa ketika Nabi SAW lupa akan sifat Masjid Baitul Maqdis, Allah segera mendatangkan gambar Masjid tersebut ke hadapan beliau agar bisa melanjutkan penjelasannya tanpa keraguan, mungkin jika tidak berlebihan bisa kita katakan di hadapan beliau terpampang sebuah layar berukuran besar yang menampilkan citra Masjid Baitul Maqdis berikut halamannya dalam bentuk lima dimensi, sehingga Rasul SAW bisa memutar-mutarnya untuk mengetahui berapa jumlah tiang masjid Baitul Maqdis, bagaimana bentuk halaman depannya, seperti apa ukiran-ukiran yang ada di dinding masjid tersebut.
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. Al-Isra’: 1)
Semakin canggih teknologi di zaman modern ini, maka akan semakin mudah kebenaran Al-Qur’an dibuktikan. Hal-hal yang tidak masuk akal dan menjadi bahan tertawaan kaum kafir di masa lalu sekarang menjadi sesuatu yang logis dan dapat dijelaskan melalui fakta ilmiah. Wallahu a’lam. []