MUSLIM tentunya tak asing dengan sosok sahabat Nabi yang satu ini, yakni Umar bin Khattab. Dia adalah sahabat sekaligus keluarga dan kerabat Nabi SAW. Umar juga merupakan salah satu pemimpin Islam sepeninggal Nabi SAW. Dia menjadi khalifah kedua menggantikan Abu Bakar Ash Shiddiq.
Umar dikenal tegas namun bijaksana. Dia juga punya hati yang lembut. Dalam kepemimpinan, Umar sangat memperhatikan kesejahteraan umatnya. Bahkan, bayi yang baru lahir pun, dia perhatikan kesejahteraannya.
“Umar mengalokasikan kas negara untuk memberikan tunjangan kepada semua bayi setelah tidak menyusu pada ibunya,” demikian tertulis dalam buku Kisah Istimewa Asmaul Husna karya Aan Wulandari.
BACA JUGA: Umar bin Khattab: Apakah Engkau Tidak Melihat Dunia dan Dunia Melihatmu?
Namun, kebijakan umar itu ternyata menjadi masalah besar dan akhirnya Umar mengubah kebijakannya. Yang mendapat tunjungan bukan bayi yang disapih, tapi bayi yang baru lahir.
Dalam riwayat diketahui bahwa masalah besar tersebut adalah, ketika di suatu malam, Umar ra mendengar suara anak kecil menangis. Hati Umar terus terusik. Dengan segera Umar mendatangi asal suara, ketika itu Umar pun berkata pada ibu sang bayi.
“Takutlah engkau kepada Allah Azza wa Jalla dan berbuat baiklah dalam merawat anakmu,” kata Umar.
Bayi itu pun terdiam. Tak lama, tangisan kembali terdengar, maka Umar kembali mendatangi sang Ibu. Umar mengulangi perkataannya. Pada akhir malam, Umar mendengar bayi itu menangis lagi.
Umar kembali ke rumah itu dan berkata kepada ibunya, “kenapa aku masih mendengar anakmu menangis sepanjang malam?”
Wanita itu menjawab, “Hai tuan, sesungguhnya aku berusaha menyapihnya dan memalingkan perhatiannya untuk menyusu, tetapi dia masih tetap ingin menyusu.
Umar ra bertanya, “Kenapa engkau akan menyapihnya?”
Ibu itu menjawab, “Karena Umar hanya memberikan jatah makan untuk anak-anak yang telah disapih saja.”
Umar menanyakan umur si bayi itu dan ternyata baru beberapa bulan.
Ketika sholat subuh Umar menangis. Bacaannya nyaris tidak terdengar jelas oleh para makmum.
Usai sholat Umar berkata, “Celakalah engkau wahai Umar, berapa banyak bayi kaum Muslimin yang telah engkau bunuh!”
BACA JUGA: Beginilah Pengadilan di Masa Umar bin Khattab
Setelah itu, Umar menyuruh salah seorang pegawainya memberikan pengumuman. Berikut bunyi pengumuman tersebut:
“Janganlah kalian terlalu cepat menyapih anak-anak kalian, sebab kami akan memberikan jatah bagi setiap bayi yang baru lahir dalam Islam.”
Seketika berita itu disebarluaskan ke seluruh daerah kekuasaannya. Umar yang berhati lembut itu mengubah hukum yang telah ditetapkanya demi kesejahteraan bayi yang baru lahir.
Kisah ini dikaitkan dengana nama Allah Al-Latiif artinya Maha Lembut yang disbutkan dalam QS Asy-Syura ayat 19 yang artinya “Allah Mahalembut pada hamba-hambanya.”
Makna Allah Mahalembut terhadap hambanya adalah Dia menjauhkan manusia dari kesusahan dan memudahkan hambanya mendapatkan keinginannya. []
Referensi: Kisah Istimewa Asmaul Husna/Karya: Aan Wulandari/Penerbit: Al Kautsar