PALESTINA–Krisis listrik dan bahan bakar yang terjadi di jalur Gaza, berbahaya bagi kesehatan ratusan pasien di Rumah Sakit. Asosiasi Dokter Arab biro Palestina mengatakan, rumah sakit di Jalur Gaza terkena pemadaman bergilir.
Krisis listrik dan bahan bakar itu bermula sejak 15 april 2017 lalu, masih-masing Rumah Sakit mendapat jatah 8 jam. Bahkan saat ini jatahnya berkurang menjadi 4 jam, sementara pemadaman berlangsung hingga 12 jam lebih.
“Jika krisis listrik dan bahan bakar ini berlangsung terus, maka akan berimbas bahaya pada kesehatan ratusan pasien di unit gawat darurat, ICU khusus, unit operasi bedah, ruang khusus perawatan intens anak, unit mesin cuci ginjal dan melahirkan, juga unit scan dan lab serta bank darah,” kata Asosiasi Dokter Arab biro Palestina, dilansir oleh Pusat Informasi Palestina, Jumat (21/4/2017).
Krisis listrik dan bahan bakar ini terjadi akibat blokade Israel yang dilakukan sejak 10 tahun terakhir. Dampaknya, situasi kesehatan di RS dan pusat kesehatan akan berimbas pada layanan kesehatan lebih dari 2 juta warga di Jalur Gaza.
“Sebanyak 100 nyawa pasien bayi terancam, 113 pasien ICU khusus, 650 pasien gagal ginjal, 29 di antaranya anak-anak, dan 11 ruang operasi wanita melahirkan, dan 40 ruang operasi bedah,” jelasnya.
Rumah sakit di Jalur Gaza membutuhkan 450 ribu liter bahan bakar setiap bulannya dalam kondisi normal untuk mengoperasikan 87 mesin ganset agar layanan kesehatan di sana tetap berlangsung. Setiap satu jam listrik padam, dibutuhkan sekitar 2000 liter bahan bakar.
Selain itu krisis listrik akan merusak 500 kantung darah, obat alergi, dan kebutuhan medis lainnya. []