DALAM eskatologi Islam, disebutkan bahwa Kiamat ditandai dengan tiupan sangkakala. Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan terompet itu ditiup sebab itu sama dengan misteri kapan terjadinya kiamat.
Namun, seorang ulama kelahiran Baghdad, yakni Ibn Abi ad-Dunya, mengarang sebuah karya khusus yang mengupas tentang apa dan bagaimana gambaran tentang hari kiamat. Melalui kitab Al-Ahwal, tokoh bernama lengkap Abdullah bin Muhammad bin Abid bin Sufyan bin Qais, Abu Bakar bin Abi ad-Dunya al-Baghdadi al-Qurasyi, membahas tentang dalil-dalil yang menguatkan trompet (as-shuur) kiamat.
BACA JUGA: Makhluk yang Tidak Mati saat Tiupan Sangkakala di Hari Kiamat (2-Habis)
Sebuah riwayat menyebutkan, alat itu terbuat dari bahan semacam tanduk binatang. Tak disebutkan, siapakah nama malaikat yang bertugas meniup trompet itu (di riwayat lainnya nama Israfil mengemuka sebagai malaikat yang ditugasi untuk meniup trompet). Hanya ada keterangan bahwa di sebelah kanan malaikat tersebut berdiri Jibril dan sebelah kirinya Mikail. Sang peniup sangkakala itu, sebagaimana disebutkan riwayat lainnya, tengah siap sedia menjalankan tugasnya.
Begitu instruksi peniupan diberikan, malaikat itu segera melaksanakannya. Berapa lama jarak antara perintah dan pelaksanaannya?
Tak lama, bisa jadi kecepatan pelaksanaannya sebelum kelopak mata berkedip.
Apa yang bisa diperbuat jika saat itu datang?
Rasulullah SAW menyebutkan dalam riwayat lainnya, saat sangkakala ditiup, hanya doa, “Hasbunallah wa ni’mal wakil (Cukuplah Allah penolong dan pelindung bagi kami).”
RasulullahSAW, dalam riwayat lainnya, memberikan gambaran situasi dan kondisi saat trompet itu ditiup.
Trompet tersebut dipercayakan kepada Israfil. Terompet yang diciptakan Allah setelah terciptanya langit dan bumi itu telah siap sedia berada di bibir Israfil.
Suasana kiamat itu sangat mengerikan dan dahsyat. Trompet ditiup sebanyak tiga kali.
Tiupan pertama adalah sebuah peringatan dan kejutan.
Tiupan kedua adalah untuk menghilangkan kesadaran atau pingsan.
Tiupan ketiga, segenap manusia kembali dibangunkan untuk menghadap Sang Pencipta.
BACA JUGA: Ilmuwan Temukan Terompet Malaikat Israfil?
Saat trompet dibunyikan pertama kali, atas perintah Allah, Israfil meniupkannya. Seisi dunia akan kaget dan gempar. Mereka porak-poranda. Saling berlarian. Tak ada tempat sembunyi.
Suara trompet sangat keras. Tanah tempat makhluk berpijak bergerak. Laksana perahu yang diombang-ambingkan ombak. Ibu hamil pun seketika itu juga melahirkan, anak yang tengah menyusui berhenti, di sudut lain, setan mencoba melarikan diri. Para malaikat mengetahuinya, wajah mereka pun ditampar, kemudian para setan tak berkutik dan kembali.
Manusia mencoba bersembunyi. Keluarlah panggilan berseru saat mereka mencoba berpaling.
“(Yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada seorang pun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah.” (QS al-Mukmin [40]: 33)
Mereka melihat ke atas, langit telah digulung, planet dan bintang berjatuhan, tak ada tempat berlari.
“Mereka yang mati tidak merasakan kengerian kiamat itu,” sabda Rasulullah SAW. []
SUMBER: REPUBLIKA