TANYA: Apa itu Kisah Israiliyat? Apakah kisah-kisah seperti itu boleh diterima, atau harus ditolak?
Jawab:
Di laman Rumah Fiqih, Ustaz Ahmad Sarwat menjelaskan, Israiliyat adalah kisah-kisah atau kabar tentang masa lalu, baik kisah tentang para nabi atau pun orang-orang shalih lainnya. Istilah ini dinisbatkan kepada Bani Israil karena sumber kisah ini memang dari Bani Israil.
Nama Israil sendiri sesungguhnya merupakan nama nabi Ya’qub. Beliau punya anak 12 orang, salah satunya nabi Yusuf. Ke-12 anak ini menurunkan sebuah bangsa yang di kemudian dikenal dengan istilah Bani Israil.
BACA JUGA:Â Apa Itu Kisah Israiliyat?
Kisah israiliyat sebenarnya kisah yang bersumber dari literatur ahli kitab. kebanyakan merupakan kisah yang bersumber dari orang-orang Yahudi, atau orang Islam yang dahulunya pernah memeluk agama itu.
Beberapa di antara shahabat nabi SAW pun memang ada yang dulunya berasal dari agama itu. Misalnya, Ka’ab Al-Ahbar dan Wahab ibn Munabbih.
Para shahabat tersebut pastinya tidak bermaksud menyampaikan cerita bohong. Sebab selama mereka memeluk agama itu, kisah-kisah itulah yang mereka punya. Ketika ada ayat Al-Quran menyinggung kisah yang sama, mereka pun memberi komentar berdasarkan apa yang mereka baca di kitab-kitab mereka sebelumnya.
Kalau pun ada kebohongan dan dusta, itu bukan terletak pada kesalahan shahabat tadi, melainkan dusta itu sudah ada sejak lama dalam agama mereka sebelumnya.
Pada titik ini pula letak perbedaan Islam dan agama sebelumnya, yakni terkait proses penshahihan. Tidak ada proses penshahihan dalam penuturan kisah-kisah Israiliyat. Beda dengan periwayatan hadis yang jelas harus bisa dipastikan sanad dan rawinya secara benar.
Orang Yahudi tidak pernah mengenal kritik sanad, tidak kenal riwayat yang shahih, hasan, dhaif atau palsu. Semua bercampur aduk menjadi satu, tanpa seorang pun yang bisa membedakan mana kisah yang benar dan mana yang bohong.
BACA JUGA:Â Kisah Israiliyat: Uzair, Seorang Pria yang Melewati Sebuah Negeri (2-Habis)
Namun Rasulullah SAW sendiri tetap bijaksana menyikapinya. Beliau tidak menggeneralisir bahwa semua kisah yang bersumber dari Yahudi pasti salah. Meski pun juga tidak bisa langsung membenarkannya. Beliau hanya mengingatkan untuk berhati-hati dalam menerimanya. Sebagaimana sabda beliau:
“Bila ahli kitab menceritakan kisah kepadamu, jangan kalian benarkan dan jangan pula kalian ingkari.” (Al-Hadits)
Lantas apakah kisah Israiliyat bisa diterima atau harus ditolak?
Ada beberapa ukuran atau pedoman yang bisa diterapkan sebagai standar untuk menerima atau menolak kisah israiliyat. Yang utama adalah didadarkan pada akidah.
bila kisah itu bertentangan dengan kisah yang ada dalam Al-Quran atau hadits nabi SAW. Baik bertentangan dari alur cerita, logika maupun dasar-dasar aqidah, maka bisa pastikan bahwa kisah israiliyat itu bohong dan dusta serta tidak bisa diterima. []
SUMBER: RUMAH FIQIH